Berbeda dengan manusia dan beberapa hewan besar lainnya yang "berbicara" dengan menggunakan bibir atau suara yang keluar dari rongga mulutnya. Serangga berkomunikasi dengan gaya yang berbeda. Serangga berkomunikasi dengan bunyi yang dihasilkan dari sayapnya, gesekan kakinya atau melalui antenanya. Salah satu alat yang digunakan untuk memahami percakan ini adalah Electroantennography (EAG). Electroantennography merupakan teknik yang digunakan untuk mempelajari respons saraf dari antena serangga terhadap bahan kimia atau senyawa volatil yang dilepaskan oleh lingkungan atau serangga lain. Teknik ini sering digunakan dalam studi kimia komunikasi serangga, terutama dalam memahami cara serangga mengidentifikasi feromon dan memberikan respons terhadapnya. Pada EAG, elektroda yang sangat kecil ditempatkan di atas antena serangga untuk merekam sinyal listrik yang dihasilkan oleh saraf antena ketika terstimulasi oleh senyawa volatil yang diberikan. Sinyal listrik ini kemudian diuk
ISTILAH-istilah ini dikumpulkan dari Buku Karya Gullan dan Cranston (2014), "The Insect: An Outline of Entolomogy, 5th Edition". Buku ini ditulis dalam Bahasa Inggris sebanyak 18 Chapter (Bab), tidak termasuk kata pengantar ( Preface ) dan Taxoboxes . Secara keseluruhan, terhitung mulai dari sampul dengan sampai dengan lembar terakhir, setidaknya setebal 632 halaman. Menurut Gullan dan Cranston (2014), Entomologi adalah ilmu yang mempelajari tentang serangga. Sementara itu, orang-orang yang mempelajari serangga, baik mengamati (meneliti), mengembang-biakkan (memelihara/rearing), mengoleksi, dan membuat percobaan terkait dengan serangga, disebut sebagai Entomolog (menurut Bahasa Indonesia dan Entomologists- menurut Bahasa Inggris). Berikut ini adalah istilah-istilah tentang entomologi yang tertulis di dalam buku tersebut. Istilah-sitilah yang ditulis, diterjemahkan dan dimaknai dalam Bahasa Indonesia ini dibatasi hanya yang diberi warna hijau (di dalam buku) dan sedapat m