Langsung ke konten utama

Ekologi Thrips, Liriomyza dan Kutu Kebul (B. tabaci)

Bagi kalangan Plant protectionist (Perlindungan Tanaman atau Ahli Hama dan Penyakit Tanaman), pengenalan ekologi binatang herbivora yang hidup disekitar pertanaman (hama) sangatlah berarti. Tanpa pengetahuan tentang ekologi atau tabiat binatang-binatang tersebut, pengendalian ledakan populasi yang berpotensi merugikan hasil pertanaman budidaya mungkin menjadi sia-sia. Sebagai contoh, hama ngengat (imago) aktif pada malam hari untuk meletakkan telur dan fase larvanya sering kali makan juga pada malam hari, sedangkan pada siang hari larva akan bersembunyi di tanah atau bagian-bagian tanaman yang berlipat/tersebunyi. Jika tidak pernah mengetahui tabiat hama ini, orang awam akan merasa bingung dengan kondisi tanaman yang tiba-tiba rusak. Pegendalian dengan bahan kimia yang disemprotkan ke tanaman juga akan percuma karena tidak dapat mengenai sasaran secara langsung. Salah satu contoh

manfaat pengetahuan mengenai ekologi hama adalah cara manipulasi lingkungan demi kepentingan pengendalian populasi untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Cara ini juga merupakan salah satu konsep pertanian berkelanjutan. Di dalam artikel sederhana ini saya akan paparkan ekologi hama yang sering berada di pertanaman dari Suku Solanaceae dan Cucurbitacea.


Thrip

Trips merupakan serangga yang berukuran relatif kecil, memiliki dua pasang sayap yang berumbai. Dewasanya berwarna hitam sedangkan serangga muda berwarna agak kekuningan. Trips sering berada pada daun bagian atas dibanding daun bagian bawah pada tanaman tomat, dan sering berada di bagian bawah daun pada tanaman cabe. Gejala serangan yang ditimbulkan juga berbeda, nampak di atas daun tanaman tomat berupa sisa lapisan daun yang dimakan, terlihat transparan dan disekitarnya dijumpai banyak tanpa menyerupai serbuk pasir hitam yang mengumpul. Lama-kelamaan gejala ini akan berubah warna menjadi kekuningan dan mengering. Gejala di atas daun pada tanaman cabe berupa perubahan warna daun yang menjadi kuning, terutama disekitar tulang daun utama, sedangkan organismenya berada di permukaan daun bagian bawah, dengan gejala dan tanda yang hampir sama dengan gejala pada daun tanaman tomat. Teknik pengendalian dengan pestisida yang dapat dilakukan adalah menyemprot bagian atas pada daun tanaman tomat dan bagian bawah untuk daun tanaman cabe.


Liriomyza


Liriomyza atau sering disebut sebagai hama penggorok daun merupakan serangga yang bermetamorfosis sempurna. Siklus serangga ini terdiri dari, telur-larva-pupa-imago, tetapi stadia yang bersifat sebagai hama hanya larvanya saja, stadia imago tidak menimbulkan kerusakan pada tanaman. Meski tidak berperan sebagai hama, keberadaan imago Liriomyza tetap perlu diwaspadai, karena serangga imago berperan dalam peletakan telur. Larva yang masih dalam masa perkembangan dan pertumbuhan membuat lubang-lubang gorokan pada daun bagian dalam, tepatnya di bawah lapisan epidermis sehingga terlihat menyerupai alur atau jalan yang berkelok-kelok. Larva akan terus menggorok selama masa perkembangan hingga gorokan yang menyerupai jalan tersebut berangsur-angsur membesar sesuai dengan ukuran tubuh larva dan kemudian berakhir ketika stadia larva akan berakhir dan memasuki stadia larva-prepupa. Apabila stadia larva segera berakhir, biasanya di akhir gorokan tersebut akan nampak larva-prepupa yang warnanya berbeda dengan warna lubang yang telah ada sebelumnya, yaitu kuning agak keemasan. Larva tersebut akan keluar dari daun dan selanjutnya berubah menjadi pupa yang berwarna sama dengan ketika masih larva-prepupa. Pupa akan berada pada di atas daun atau turun ke tanah dan berubah menjadi imago. Pengendalian dengan aplikasi pestisida yang paling efektif adalah pada waktu serangga pada fase Dewasa (imago) sehingga serangga tidak memiliki kesempatan meletakkan telur pada daun. Teknik ini merupakan langkah preventif (pencegahan) terhadap serangan Liriomyza. Adapun teknik kuratif yang dilakukan jika telur telah diletakkan pada daun atau telur telah menetas adalah penggunaan pestisida yang memiliki Mode of Action (Cara Kerja) Sistemik. Pestisida ini akan tertranslokasi (tersebar keseluruh jaringan tanaman ketika diapliaksikan. Larva tidak akan mati jika pestisida yang digunakan memiliki cara kerja kontak maupun racun lambung, karena pestisida tidak dapat menembus lapisan epidermis daun yang memilki permeabilitas.


B. tabaci

B. tabaci (white flies) merupakan satu-satunya serangga yang dapat menularkan virus gemini dari marga begomovirus. Gejala daun yang terserang virus akan keriting (curly), menguning (yellowing) atau Kerdil (stunting). Reaksi tanaman juga dipengaruhi oleh sifat ketahanan masing-masing varietas. Pengendalian serangga ini merupakan salah satu pilihan penting agar virus tidak menyebar. Serangga dewasa berwarna putih, dengan tipe mulut menusuk-menghisap. Serangga herbivora ini juga dikenal dengan sebutan kutu putih karena warna tubuhnya atau kutu kebul karena sifat koloninya yang jika terusik akan semburat terbang sehingga menyerupai kebulan asap. Serangga ini tinggal dan meletakkan telur di bawah daun. Pengendalian yang disarankan untuk mengendalikan serangga ini dengan menggunakan pestisida adalah menyemprotnya pada bagian bawah daun dengan pestisida yang bersifat sistemik. namun, akan lebih baik jika tidak memberikan toleransi bagi keberadaan kutu ini, karena kutu ini dapat menularkan virus yang telah dibawanya hanya dalam waktu 15 menit.


semoga bermanfaat...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kumbang Tanduk, Oryctes rhinoceros (Coleoptera: Scarabaeidae): Hama Utama Tanaman Kelapa Sawit

Aktifitas makan (serangan) kumbang tanduk dapat sangat merusak tanaman baik tanaman muda maupun tanaman yang sudah produktif, serangga ini juga dapat menyerang kelapa santan ( Cocos nucifera ) maupun kelapa sawit ( Elaeis guineensis ). Serangga menyerang semua bagian tanaman yang nampak/berada di atas permukaan tanah, baik batang, pelepah, maupun pucuk (titik tumbuh). Aktifitas makan tersebut menimbulkan lubang gerekan pada batang, pelepah dan daun yang membentuk menyerupai huruf "V" atau seperti kipas. Gejala serangan kumbang tanduk pada tanaman sawit muda (TBM) dan tanaman kelapa santan ( C. nucifera ) Kumbang tanduk yang dominan ditemukan pada tanaman kelapa sawit adalah jenis  Oryctes rhinoceros.  Jenis ini   memang telah lama diketahui peranannya sebagai serangga pengganggu yang dapat menyebabkan kematian tanaman kelapa sawit, terutama tanaman muda (TBM). Pembukaan lahan tanpa pembakaran ( zero   burning ) disinyalir dapat meningkatkan kemungkinan serangan l

JENIS-JENIS JAMUR KONSUMSI (EDIBLE MUSHROOM)

Kebutuhan jamur konsumsi semakin hari semakin meningkat. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dab tehnologi saat ini, beberapa jamur konsumsi dapat dengan mudah dibudidayakan, antara lain jamur Shitake, jamur Champignon, jamur Merang, Jamur Kupimg dan jamur Tiram. Ini dia jenis-jenis jamur konsumsi: Jamur Kancing ( Agaricus bisporus ) Jamur kancing merupakan jenis jamur yang paling banyak dibudidayakan di dunia, sekitar 38% dari total produksi jamur dunia. Jamur kancing ( Agaricus bisporus ) atau champignon merupakan jamur pangan yang berbentuk hampir bulat seperti kancing dan berwarna putih bersih, krem, atau coklat muda. Dalam bahasa Inggris disebut sebagai table mushroom , white mushroom , common mushroom atau cultivated mushroom . Di Perancis disebut sebagai champignon de Paris. Jamur kancing dijual dalam bentuk segar atau kalengan, biasanya digunakan dalam berbagai masakan Barat seperti omelet, pizza, kaserol, gratin, dan selada. Jamur kancing memiliki aroma unik

Tomato yellow leaf curl virus (TYLCV)

Tomato Yellow Leaf Curl Virus (TYLCV) atau Virus kuning-keriting pada daun tanaman tomat merupakan salah satu anggota dari Virus yang tergolong dalam Suku Geminiviridae, Marga Begomovirus. Serangan TYLCV pada tanaman tomat dapat menyebabkan daun tanaman menggulung, mengeras, bertekstur kasar dan lebih tebal dibanding tanaman normal. Daun tanaman yang terserang juga akan mengalami klorosis ( yellowing ) dan mengkerut/keriting ( curly ). Gangguan tersebut hanya dapat terjadi pada daun baru yang terbentuk setelah tanaman terinfeksi, sedangkan daun tua tetap dan tidak mengalami penyusutan. Hal ini yang menyebabkan tanaman tampak ganjil karena daun pada bagian bawah tanaman tampak lebih lebat jika dibandingkan daun yang berada pada bagian atas. Tanaman rentan yang terserang pada fase perkembangan generatif dapat menyebabkan tanaman kerdil (stunting), jika serangan berlangsung hingga fase generatif maka buah yang dihasilkan akan berukuran kecil. Penyebaran TYLCV TYLCV tidak menular me