Kehadiran serangga penyerbuk menjadi kunci penting dalam pembentukan buah kelapa sawit, selain rasio bunga jantan, untuk itu populasi ideal di dalam kebun harus selalu dijaga. Serangga penyerbuk kelapas sawit, yang paling dikenal dan telah diintroduksi ke Indonesia sejak tahun 1983 adalah Elaeidobius kamerunicus Faust. Berikut ini adalah silsilah (klasifikasi)-nya,
Serangga ini juga memiliki nama lain, sebagaimana dirilis oleh padil.gov.au, sebagai berikut:
- Derelomus callosus Hustache, 1924
- Derelomus congoanus Hustache, 1924
- Derelomus kamerunicus Faust, 1898
- Prosoestus kamerunicus Faust, 1898
Siklus Hidup
Telur: berwarna kuning bening, berbentuk lonjong dengan cangkangnya licin. Ukuran panjang telur sekitar 0,65 mm dan lebar 0,4 mm. Telur diletakkan dengan ovipositor (alat/organ peletak telur serangga yang terletak di bagian belakang tubuhnya) ke dalam lubang pada bagian luar tangkai
sari bunga jantan yang anthesis. Lubang tersebut terjadi karena jaringan tangkai
sari sebelumnya dimakan oleh kumbang. Jaringan
yang membatasi lubang tersebut kemudian mengeras dan mengerut sehingga memberikan perlindungan bagi telur di dalamnya. Umumnya, telur diletakkan setelah 2-3 hari.
Larva: stadia ini berkembang dalam tiga instar (banyaknya pergantian kulit selama hidup larva). Larva instar pertama berwarna putih-kekuningan, berada di sekitar tempat peneluran. Larva instar pertama berlansgung dalam 1-2 hari, kemudian menjadi larva instar kedua dan memulai perpindahan ke pangkal bunga.
Larva memakan jaringan bagian pangkal bunga
yang lunak, sebelum semua bagian bunga habis dimakan (yaitu selama 1-2 hari), larva instar dua berubah menjadi larva instar ketiga yang lalu memakan pangkal tangkai
sari hingga hanya tersisa bagian atasnya saja (5-9 hari).
Bagian yang tertinggal tersebut kemudian mengering, dan selanjutnya
larva instar ketiga membuat sebuah lubang melalui periantium bunga jantan menuju ke tangkai
sari bunga di sebelahnya. Larva instar ketiga, berwarna kuning terang, dapat memakan
lima sampai enam bunga jantan. Ukuran rata‑rata kepala larva berturut‑turut mulai
larva instar pertama sampai dengan instar ketiga dengan panjang berturut-turut
0,29 mm; 0,46 mm dan 0,72 mm serta lebar
0,31 mm; 0,44 mm dan 0,56 mm.
Pupa (kepompong): Satu hari sebelum menjadi kepompong, larva instar tiga memasuki masa inaktif terlebih dahulu. Kepompong berwarna kuning terang dengan bentuk morfologi yang sudah mirip kumbang dengan calon sayap berwarna putih. Kepompong ini biasanya terletak di dalam bunga jantan yang terakhir
dimakannya. Larva instar ketiga yang akan memasuki masa inaktif terlebih
dahulu menggigit bagian ujung bunga jantan hingga lepas dan membentuk lubang. Hal tersebut dilakukan untuk persiapan perubahan stadia dari kepompong menjadi dewasa. Lubang yang terbentuk akan dijadikan jalan keluar saat serangga telah dewasa (kumbang). Periode kepompong berlangsung dalam waktu 2-6 hari.
Dewasa (Kumbang): Dewasa SPKS berupa kumbang dengan alat mulut berbentuk moncong (weevil) dan sayap depan mengeras, sedangkan sayap belakang pipih transparan. Selama hidupnya, dewasa (kumbang) E. kamerunicus memakan tangkai sari bunga jantan yang sudah mekar. Perkawinan (kopulasi) terjadi pada siang hari, antara 2-3
hari sesudah kumbang menjadi dewasa, tetapi ada juga yang berkopulasi lebih awal.
how to breed this insect sir? in our plantation had bad fruit-set, i guest this insect mostly responsibility for that case. What should we do to increase more fruit-set sir. I hope u can help us. please kindly to contact us to lukychandra@gmail.com
BalasHapusGimana cara membuat penangkaran yg efektip d lapangan pak,trimaksih"
BalasHapusSerangga ini sangat bermanfaat bagi keberlangsungan siklus hidup kelapa sawit. Secara bisnis berapa populasi ideal supaya bunga KS ( kelapa sawit) dapat dibuahi secara merata. Terimakasih
BalasHapus