
(indotur.blogspot.com)
Hal menarik lainnya, apalagi untuk yang doyan banget menaklukan gunung, Dempo mungkin bisa menjadi pilihan. Walaupun tidak setinggi Semeru, tapi gunung ini mempunyai keindahan yang sayang buat dilewatkan. Menurut Wikipedia, jalur pendakian cukup memeras keringat, hemm jangankan mendaki ya, kita jalan-jalan kecil pun bisa memeras keringat ^^. Gunung ini memiliki aliran air yang cukup jernih sampai setengah perjalanan sehingga pendaki tidak perlu khawatir kehabisan stok air. Sebuah sungai kecil yang jernih, mengalir di perbatasan hutan pertanda kita mulai memasuki daerah hutan yang ditumbuhi dengan tumbuhan yang mirip seperti yang kita dapati di gunung Gede-Pangrango, yaitu hutan montana. Jalan setapak penuh dengan akar-akar yang melintang, kemiringan lereng sendiri cukup curam untuk memeras keringat. Tidak ada tanda-tanda khusus, keadaan hutan ini hampir homogen dan sangat hening. Empat atau lima jam kemudian, kita akan memasuki daerah dengan vegetasi tumbuhan berpohon rendah dan semakin rendah, beberapa daerah agak terbuka, pandangan pun menjadi luas. Gunung Dempo memiliki dua puncak yang satunya bernama Puncak Api. Menjelang puncak pertama Dempo yang merupakan dataran masif, Puncak pertama ditumbuhi tanaman yang rendah mirip perdu. Dari puncak pertama ini kita turun kembali ke lembah yang diapit oleh puncak pertama dan puncak utama. Dilembah ini terdapat sebuah sumber mata air mengalir di sini. Hanya airnya yang jernih ini sedikit kecut rasanya, mungkin pengaruh rembesan belerang. Pendakian kepuncak utama tidak terlalu sulit. Lerengnya terdiri dari kerikil dan batu-batu dengan kemitingan lereng sekitar 40°, cukup stabil untuk didaki. Puncak utama gunung Dempo (3158 m), Merupakan kawah gunung berapi yang masih bergejolak dengan diameter sekitar seratus meter persegi. Dinding kawah cukup terjal dan tidak mungkin bisa dituruni tanpa batuan tali temali. Pemandangan dari puncak cukup mengasyikan. Selain kawah yang memberikan kesan khusus, tampak juga terhamparan propinsi Bengkulu dengan Lautan Hindia dengan hamparan lembah yang sunyi dan hening. Perjalanan turun hanya memakan waktu dua jam. Bila kemalaman anda bisa menginap di Dusuun VI, dengan terlebih dahulu minta izin kepala keamanan di sana.
(allaboutpagaralam.blogspot.com)
Tenang saja, di area pegunungan ini sudah banyak penginapan yang siap menampung pengunjung kebun teh ataupun pendaki gunung Dempo. Satu lagi, sebelum sampai ke Kota Pagar Alam, pasti akan melewati Kota Lahat terlebih dahulu. Dalam perjaalanan tersebut akan melihat satu lagi keindahan ciptaan Allah. Orang-orang selalu bilang namanya Bukit Telunjuk, karena di ujung bukit ini menyerupai telunjuk manusia. Saya punya satu foto yang memang sengaja saya abadikan karena terpana dengan keindahannya (bahasa anak sekarang, lebay banget dech)...

Jadi, tertarikkah untuk mengunjungi kota Pagar Alam- Lahat. Jangankan kalian, saya saja dari dulu sudah tertarik untuk mengunjungi kota ini. Satu tips buat yang mabuk perjalanan, minum obat anti mabuk atau bawa minyak angin yang banyak, karena jalan menuju kesana cukup berkelok-kelok.
Komentar
Posting Komentar