Berbeda dengan manusia dan beberapa hewan besar lainnya yang "berbicara" dengan menggunakan bibir atau suara yang keluar dari rongga mulutnya. Serangga berkomunikasi dengan gaya yang berbeda. Serangga berkomunikasi dengan bunyi yang dihasilkan dari sayapnya, gesekan kakinya atau melalui antenanya. Salah satu alat yang digunakan untuk memahami percakan ini adalah Electroantennography (EAG). Electroantennography merupakan teknik yang digunakan untuk mempelajari respons saraf dari antena serangga terhadap bahan kimia atau senyawa volatil yang dilepaskan oleh lingkungan atau serangga lain. Teknik ini sering digunakan dalam studi kimia komunikasi serangga, terutama dalam memahami cara serangga mengidentifikasi feromon dan memberikan respons terhadapnya.
Pada EAG, elektroda yang sangat kecil ditempatkan di atas
antena serangga untuk merekam sinyal listrik yang dihasilkan oleh saraf antena
ketika terstimulasi oleh senyawa volatil yang diberikan. Sinyal listrik ini
kemudian diukur dan dianalisis untuk menentukan respons saraf terhadap senyawa
yang diberikan.
Beberapa parameter yang dijadikan penilaian dalam EAG antara
lain:
- Amplitudo sinyal: ukuran besar kecilnya sinyal listrik yang dihasilkan oleh saraf antena ketika terstimulasi oleh senyawa volatil
- Latensi sinyal: waktu yang dibutuhkan oleh saraf antena untuk menghasilkan sinyal listrik setelah terstimulasi oleh senyawa volatil
- Durasi sinyal: lama waktu sinyal listrik yang dihasilkan oleh saraf antena setelah terstimulasi oleh senyawa volatil
- Ambang batas: konsentrasi minimum senyawa volatil yang diperlukan untuk menghasilkan respons saraf yang terdeteksi.
Semua parameter ini dapat memberikan informasi tentang kemampuan serangga dalam mendeteksi dan merespons senyawa volatil tertentu, dan dapat digunakan untuk mempelajari perilaku komunikasi dan persepsi bau serangga.
Komentar
Posting Komentar