Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2020
Artikel ini saya copy dari halaman BBC Indonesia yg terbit pada tanggal 10 Maret 2020 dengan judul " Mengapa dunia kesulitan mencari pengganti sawit? " diCopy dan Paste di sini hanya untuk dokumen elektronik pribadi.. Jika ingin membaca langsung ke dalam website-nya, silakan klik LINK ini.. atau klik di judul pada paragraf Pertama. ".......... Tak terbayangkan banyaknya benda yang dibuat menggunakan minyak sawit. Namun kecanduan kita terhadap sawit merugikan Bumi, karena kerusakan yang diakibatkannya pada hutan hujan. Bisakah kita mencari penggantinya? Dia ada di sampo yang Anda pakai pagi ini, atau di dalam sabun yang membersihkan tubuh Anda, bahkan di pasta gigi yang Anda pakai untuk menggosok gigi, dalam vitamin yang Anda telan, atau di kosmetik yang mempercantik wajah Anda. Dia juga kemungkinan besar ada di dalam roti yang Anda makan untuk sarapan, atau di dalam margarin yang Anda oles di atasnya, atau di dalam krim untuk kopi Anda. Jika Anda memakai

𝙍𝙖𝙩𝙩𝙪𝙨 𝙩𝙞𝙤𝙢𝙖𝙣𝙞𝙘𝙪𝙨, atau Tikus Belukar: HAMA UTAMA TANAMAN KELAPA SAWIT

Berdasarkan identifikasi di 4 PT di Sulawesi Barat & Tengah sekitar tahun 2011-2012, jenis ini adalah tikus dominan yg Saya temukan di Perkebunan Kelapa sawit. Hanya Ada sekitar 1-2% saja saya dapati jenis tikus lain, seperti 𝙍𝙖𝙩𝙩𝙪𝙨 𝙖𝙧𝙜𝙚𝙣𝙩𝙞𝙫𝙚𝙣𝙩𝙚𝙧 dan jenis tikus lain yg belum teridentifikasi. 𝙍𝙖𝙩𝙩𝙪𝙨 𝙩𝙞𝙤𝙢𝙖𝙣𝙞𝙘𝙪𝙨 dicirikan dengan warna bulu agak kecoklatan pirang pada bagian punggung dan abu-abu pada bagian dada. Berat badan rata-rata tiap ekor sekitar 200 gram. Vertebrata ini merupakan satu diantara beberapa masalah utama yg dihadapi Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit. Kebanyakan, Perkebunan Kelapa sawit membiakkan Burung Hantu untuk menekan perkembangan populasi tikus. Yaa.. Burung Hantu (Owl), jenis 𝙏𝙮𝙩𝙤 𝙖𝙡𝙗𝙖 memang dikenal sebagai Predator Paling efektif dalam pengendalian Hama tikus secara alamiah. Namun, ada kondisi dimana Burung Hantu belum meng"cover" semua areal secara ideal, atau kemampuan predasin