Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2009

Pandangan Islam tentang Terorisme

Artikel menarik tentang terorisme yang dapat memperkaya pemikiran kita sebagai Umat Islam dan memberi pemahaman kepada selain Islam. Semoga tidak menyalahi aturan karena artikelnya saya comot semua dari Jawa Pos on-line yang publish pada hari Selasa, 28 Juli 2009 dengan judul Akar Gerakan Islam Radikal yang ditulis oleh Said Aqil Siradj , ketua PB NU. Sebenarnya saya cantumkan link ke alamat artikel ini dimuat, tapi tak tau kenapa link tersebut tidak dapat diakses, mungkin karena pengarsipan-pengarsipan pihak Jawa Pos. Mudah-mudahan jauh dari aktivitas plagiasi berikut adalah alamat lengkap artikel ini dimuat: http://www.jawapos.com/halaman/index.php?act=showpage&kat=7 RADIKALISME telah menjadi gejala umum di dunia Islam, termasuk di Indonesia. Insiden bom di JW. Marriott dan Riz-Carlton 17 Juli lalu membuktikan masih bercokolnya radikalisme atas nama agama. Islam radikal, tampaknya, terus mencoba melawan. Perlawanan itu muncul dalam bentuk melawan kembali kelompok yang menganca

Mbah Surip, Fenomena, Filusuf, Seniman atau Gila??

Pernah kuliah di tiga universitas sekaligus dan lulus semua, dia juga pernah menggelandang di kota, kuliah filsafat tapi bergelar MBA, rambut gimbal rasta dan memiliki latar belakang yang tak pernah jelas. “…Percaya atau tidak, kami serahkan menurut kepercayaan Anda masing-masing...” itulah tulisan yang acap kali saya temukan di sejumlah media mengenai kesimpang-siuran berita tentang Mbah Surip yang tak “logis”. foto Mbah Surip: VIVAnews, 15 Juli 2009 Melihat tampilannya, saya yakin kebanyakan orang tak akan mempermasalahkan latar belakang yang tak jelas serta cerita yang seakan dikarang. “Kebohongan fulgar” yang tak akan disentuh banyak orang dan tak pernah dipermasalahkan, karena memang tak merugikan banyak orang, tak memiliki tendensi profit maupun politis. Sekarang dia menjadi artis, dikenal banyak orang tapi gayanya tak berubah. Khas!, bahkan masih juga kos seharga 300 ribu per bulan, kemana-mana juga masih memakai sepeda motor dan dengan pakaian yang serba “pas-pasan” meski p

Pandangan Politik

Tahapan Pilpres sudah selesai dilakukan, secara pribadi saya berharap Pilpres hanya berlangsung satu putaran saja. Saya bukanya fanatis terhadap SBY atao tidak suka terhadap Mega dan JK atau berpihak pada salah satu pasangan, tetapi saya merasa jenuh jika harus datang lagi ke TPS. Selain itu, saya merasa dipusingkan oleh berbagai macam isu yang berhembus selama musim kampanye. Tidak tau darimana asalnya, mulai isu Agama salah satu istri pasangan, isu menggunakan jilbab juga oleh istri pasangan, DPT bermasalah yang dinilai mencederai hak poltik rakyat dan dianggap sebagai kecurangan pihak berkuasa, praktek ekonomi Neoliberal yang dianggap tidak berpihak kepada "wong cilik" sampai dengan nomor urut yang disangkutpautkan dengan sifat-sifat ke-Tuhan-an!. Sementara itu, pihak yang diserang mengaku sebaliknya. Mengenai isu yang terakhir ini, kemarin sehari sebelum pungutan suara saya sempat ngobrol-ngobrol kecil dengan teman kantor. Singkat cerita, dalam dialog tersebut tersur