Langsung ke konten utama

Tomato yellow leaf curl virus (TYLCV)

Tomato Yellow Leaf Curl Virus (TYLCV) atau Virus kuning-keriting pada daun tanaman tomat merupakan salah satu anggota dari Virus yang tergolong dalam Suku Geminiviridae, Marga Begomovirus. Serangan TYLCV pada tanaman tomat dapat menyebabkan daun tanaman menggulung, mengeras, bertekstur kasar dan lebih tebal dibanding tanaman normal. Daun tanaman yang terserang juga akan mengalami klorosis (yellowing) dan mengkerut/keriting (curly).


Gangguan tersebut hanya dapat terjadi pada daun baru yang terbentuk setelah tanaman terinfeksi, sedangkan daun tua tetap dan tidak mengalami penyusutan. Hal ini yang menyebabkan tanaman tampak ganjil karena daun pada bagian bawah tanaman tampak lebih lebat jika dibandingkan daun yang berada pada bagian atas. Tanaman rentan yang terserang pada fase perkembangan generatif dapat menyebabkan tanaman kerdil (stunting), jika serangan berlangsung hingga fase generatif maka buah yang dihasilkan akan berukuran kecil.



Penyebaran TYLCV


TYLCV tidak menular melalui tanah, terbawa benih dan tidak ditularkan secara mekanik. Virus ini dapat menular dari tanaman satu ke tanaman yang lain karena keberadaan serangga vektor kutu kebul (Bemisi tabaci). Selain berperan sebagai serangga vektor, kutu kebul juga berperan sebagai hama. Serangga vektor kutu kebul (whiteflies) mendapatkan virus pada saat serangga tersebut makan dengan cara menusuk sel tanaman dan menghisap sap dari tanaman sakit menggunakan alat mulut yang berupa stilet. Virus yang telah terbawa oleh serangga akan bertahan di dalam tubuh serangga selama hidupnya namun tidak diturunkan pada generasi berikutnya. Serangga yang telah membawa virus (virulivirus) akan menyebarkan virus yang dibawanya pada saat proses makan pada tanaman lain. Jika kejadian ini berlangsung dalam waktu yang lama maka di dalam kurun waktu itu pula tanaman banyak yang terinfeksi oleh virus. Namun demikian, hanya serangga dewasa saja yang bisa menularkan virus, walaupun pada saat nimfa serangga juga sudah mengandung virus.
Kutu kebul dapat mengandung virus dengan makan pada tanaman yang terinfeksi dalam jangka waktu 15 menit dan dapat menularkannya pada tanaman sehat dalam waktu 15 hingga 30 menit dengan cara yang sama. Penularan dan penampakan gejala dipengaruhi oleh waktu dan jumlah serangga pada tanaman. Gejala akan lebih cepat nampak dan berat jika kutu kebul pada tanaman semakin lama makan dan semakin banyak jumlahnya.
Walaupun effisiensi penularan virus oleh masing-masing serangga kecil, namun kelimpahan populasi dan pergerakan serangga di dalam dan di antara tanaman akan dapat menyebarkan virus sehingga tanaman dapat terserang berat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kumbang Tanduk, Oryctes rhinoceros (Coleoptera: Scarabaeidae): Hama Utama Tanaman Kelapa Sawit

Aktifitas makan (serangan) kumbang tanduk dapat sangat merusak tanaman baik tanaman muda maupun tanaman yang sudah produktif, serangga ini juga dapat menyerang kelapa santan ( Cocos nucifera ) maupun kelapa sawit ( Elaeis guineensis ). Serangga menyerang semua bagian tanaman yang nampak/berada di atas permukaan tanah, baik batang, pelepah, maupun pucuk (titik tumbuh). Aktifitas makan tersebut menimbulkan lubang gerekan pada batang, pelepah dan daun yang membentuk menyerupai huruf "V" atau seperti kipas. Gejala serangan kumbang tanduk pada tanaman sawit muda (TBM) dan tanaman kelapa santan ( C. nucifera ) Kumbang tanduk yang dominan ditemukan pada tanaman kelapa sawit adalah jenis  Oryctes rhinoceros.  Jenis ini   memang telah lama diketahui peranannya sebagai serangga pengganggu yang dapat menyebabkan kematian tanaman kelapa sawit, terutama tanaman muda (TBM). Pembukaan lahan tanpa pembakaran ( zero   burning ) disinyalir dapat meningkatkan kemungkinan serangan l

JENIS-JENIS JAMUR KONSUMSI (EDIBLE MUSHROOM)

Kebutuhan jamur konsumsi semakin hari semakin meningkat. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dab tehnologi saat ini, beberapa jamur konsumsi dapat dengan mudah dibudidayakan, antara lain jamur Shitake, jamur Champignon, jamur Merang, Jamur Kupimg dan jamur Tiram. Ini dia jenis-jenis jamur konsumsi: Jamur Kancing ( Agaricus bisporus ) Jamur kancing merupakan jenis jamur yang paling banyak dibudidayakan di dunia, sekitar 38% dari total produksi jamur dunia. Jamur kancing ( Agaricus bisporus ) atau champignon merupakan jamur pangan yang berbentuk hampir bulat seperti kancing dan berwarna putih bersih, krem, atau coklat muda. Dalam bahasa Inggris disebut sebagai table mushroom , white mushroom , common mushroom atau cultivated mushroom . Di Perancis disebut sebagai champignon de Paris. Jamur kancing dijual dalam bentuk segar atau kalengan, biasanya digunakan dalam berbagai masakan Barat seperti omelet, pizza, kaserol, gratin, dan selada. Jamur kancing memiliki aroma unik