Bukan bermaksud apa-apa sih sebenernya saya nulis status di facebook, cuman karena pada saat itu memang ada sesuatu yang ingin ditulis. Seperti status facebook yang saya tulis pada tanggal 11 September 2009 sekitaran jam 8 malam, status yang saya tulis di facebook itu isinya begini "Dia, belum jg menjawab hingga saat ini dan rencanaku tak seperti Kehendak-NYA. Memang, hanya Dia Yang Maha Tau dan B'kehendak atas Segalanya. Aku hanya b'usaha, berdo'a dan berserah diri hingga terjawab "iya" atau "tidak". Semoga yg terbaik yg Dia berikan adalah harapanku. Amin.."
Pagi habis sahur, ketika saya buka account facebook, secara statistik ada 5 orang yang kasih komen dan 3 orang kasih tanda jempol sebagai pertanda mereka menyukai statement itu. Dari lima komen itu, ada satu komen yang sangat menarik saya untuk di komen balik. saya tertarik karena kondisi dia sekarang ini sudah pernah saya alami. Kebetulan saya sudah pernah resign dari perusahaan dan sekarang ini adalah perusahaan yang kedua dalam hidup saya. Dia ini adalah temen kuliah, saat ini sedang bekerja di sebuah BUMN di wilayah Jawa Barat, sore hari sebelum saya nulis status itu, seorang temen yang serumah dan sekantor dengan dia, cerita kalo dia lagi gak betah dengan kerjaannya sekarang dan ingin resign. Di kotak komen itu dia menulis "Resign..... opo.... bertahan....?"
Bukannya saya ini tau banyak hal, tapi saya yang juga pernah mengalami hal serupa merasa perlu berbagi, kadang pula malah bisa dikatakan sering, saat ini saya juga masih memiliki perasaan tidak betah di perusahaan tempat saya bekerja sekarang ini. Tetapi kemudian saya berusaha meredam gejolak itu dengan berdamai sama hati saya sendiri. Saya mencoba meyakinkan hati bahwa kalau perasaan seperti ini dibiarkan terus menerus dan kemudian memilih "resign" menjadi satu-satunya solusi, maka suatu saat nanti, di tempat yang baru saya akan yakin melakukannya lagi. Dengan latar belakang itu maka, kemudian saya menulis komentar balik begini, "resign atau bertahan, sama-sama merupakan pilihan yang sulit. Yang sudah ada aja dijalani, dicari sesuatu yang bisa membuat kita mencintainya. kalau memang sudah mentok, baru kita berpikir ke arah situ. Gunakan filosofi pertahanan dalam bela diri, kaki pasang kuda-kuda, satu tangan melindungi ulu hati dan tangan yang lain berada didepannya. otak memperhitungkan ketepatan serangan..."
Yang saya maksudkan adalah, jika memang kita ingin keluar janganlah membabi buta, harus dipikirkan matang-matang, karena setelah kita resign belum tentu juga langsung dapat kerjaan baru. kalau-pun setelah keluar dapat pekerjaan baru, kita masih memerlukan waktu untuk beradaptasi. Belum lagi permasalahan klasik yang dapat saja terulang lagi, yaitu alasan yang melatarbelakangi keputusan kita meninggalkan pekerjaan lama.
Jadi, problem yang sebenarnya adalah ego kita masing-masing yang belum berdamai dengan hati. Apabila semua usaha untuk mencari kecintaan atau kegiatan yang bisa menjadi daya tarik kita terhadap perusahaan yang sudh mentok, maka, perlu sekiranya dipikirkan langkah-langkahnya secara tepat. Mundur tetapi apabila sudah mendapat kepastian pekerjaan baru, tetapi harus bertahan untuk beberapa waktu agar mendapatkan hasil yang memuaskan. Itulah yang saya sebut dengan filosofi pertahanan dalam bela diri. Kaki yang siap akan membantu mempercepat gerakan dan menjaga kestabilan tubuh. Sedangkan tangan satu melindungi ulu hati merupakan bentuk perlindungan diri terhadap pekerjaan yang sekarang. selebihnya, anda harus tatu langkah-langkah kongkretnya.
Pagi habis sahur, ketika saya buka account facebook, secara statistik ada 5 orang yang kasih komen dan 3 orang kasih tanda jempol sebagai pertanda mereka menyukai statement itu. Dari lima komen itu, ada satu komen yang sangat menarik saya untuk di komen balik. saya tertarik karena kondisi dia sekarang ini sudah pernah saya alami. Kebetulan saya sudah pernah resign dari perusahaan dan sekarang ini adalah perusahaan yang kedua dalam hidup saya. Dia ini adalah temen kuliah, saat ini sedang bekerja di sebuah BUMN di wilayah Jawa Barat, sore hari sebelum saya nulis status itu, seorang temen yang serumah dan sekantor dengan dia, cerita kalo dia lagi gak betah dengan kerjaannya sekarang dan ingin resign. Di kotak komen itu dia menulis "Resign..... opo.... bertahan....?"
Bukannya saya ini tau banyak hal, tapi saya yang juga pernah mengalami hal serupa merasa perlu berbagi, kadang pula malah bisa dikatakan sering, saat ini saya juga masih memiliki perasaan tidak betah di perusahaan tempat saya bekerja sekarang ini. Tetapi kemudian saya berusaha meredam gejolak itu dengan berdamai sama hati saya sendiri. Saya mencoba meyakinkan hati bahwa kalau perasaan seperti ini dibiarkan terus menerus dan kemudian memilih "resign" menjadi satu-satunya solusi, maka suatu saat nanti, di tempat yang baru saya akan yakin melakukannya lagi. Dengan latar belakang itu maka, kemudian saya menulis komentar balik begini, "resign atau bertahan, sama-sama merupakan pilihan yang sulit. Yang sudah ada aja dijalani, dicari sesuatu yang bisa membuat kita mencintainya. kalau memang sudah mentok, baru kita berpikir ke arah situ. Gunakan filosofi pertahanan dalam bela diri, kaki pasang kuda-kuda, satu tangan melindungi ulu hati dan tangan yang lain berada didepannya. otak memperhitungkan ketepatan serangan..."
Yang saya maksudkan adalah, jika memang kita ingin keluar janganlah membabi buta, harus dipikirkan matang-matang, karena setelah kita resign belum tentu juga langsung dapat kerjaan baru. kalau-pun setelah keluar dapat pekerjaan baru, kita masih memerlukan waktu untuk beradaptasi. Belum lagi permasalahan klasik yang dapat saja terulang lagi, yaitu alasan yang melatarbelakangi keputusan kita meninggalkan pekerjaan lama.
Jadi, problem yang sebenarnya adalah ego kita masing-masing yang belum berdamai dengan hati. Apabila semua usaha untuk mencari kecintaan atau kegiatan yang bisa menjadi daya tarik kita terhadap perusahaan yang sudh mentok, maka, perlu sekiranya dipikirkan langkah-langkahnya secara tepat. Mundur tetapi apabila sudah mendapat kepastian pekerjaan baru, tetapi harus bertahan untuk beberapa waktu agar mendapatkan hasil yang memuaskan. Itulah yang saya sebut dengan filosofi pertahanan dalam bela diri. Kaki yang siap akan membantu mempercepat gerakan dan menjaga kestabilan tubuh. Sedangkan tangan satu melindungi ulu hati merupakan bentuk perlindungan diri terhadap pekerjaan yang sekarang. selebihnya, anda harus tatu langkah-langkah kongkretnya.
Komentar
Posting Komentar