Langsung ke konten utama

Darimana asalnya Kata-kata

Sewaktu saya sekolah di SMU N 1 Kabuh-Jombang dulu, saya punya temen minimal dari 2 kabupaten yang berbeda dengan saya, yaitu Lamongan dan Jombang. Suatu ketika, saat sedang istirahat selepas jam olah raga, kami makan bersama di kantin sekolah. Saya yang sejak kecil menyukai tape, terutama yang terbuat dari ketan hitam, merasa tertarik segera melahap bungkusan daun pisang itu. Berhubung saat itu tempat saya jauh dari jangkauan, saya minta tolong sama salah satu temen yang kebetulan berada dekat dengan bungkusan itu. Dia sering dipanggil 'Pak Lik', kalau dalam Bahasa Jawa sebutan itu berarti 'paman', tak tau kenapa sampai kemudian dia populer dengan sapaan itu, yang saya tau hanyalah, dia nyaman dan nerimo dengan panggilan yang melekat pada dirinya itu.

Saya bilang sama dia, "Lik, tolong ambilkan tape dong.." sejenak kemudian dia mengambilakan sebungkus jajanan dan diberikan pada saya, tapi ternyata yang diambil bukan tape yang saya maksud, melainkan mendut yang berada disebelah tape. Karena salah ambil, saya bilang sama dia, "loh!, bukan ituuu...." sambil saya nunjuk sekumpulan jajan yang dibungkus daun pisang hijau tua tadi. Dengan cepat dia mengalihkan perhatian dan memahami maksud perkataan saya lalu berkata "ooo... alahhh... menyok tahhh???". Mendengar kata-kata asing yang baru masuk telinga, saya ganti tertegun sambil mengernyitkan dahi dan bertanya pelan, "menyok?". Sejurus kemudian dia memaparkan pledoi sederhana, "kalo di tempatku, ini namanya menyok.." katanya. Karena memang kedengarannya lucu, saya spontan ketawa cekikikan.. hahahaha... menyok!..

Sejak saat itulah baru saya sadari kalau ternyata lain ladang, memang lain belalang. Di kampung saya dikenal dengan istilah seje deso mowo coro (lain desa, berbeda pula caranya). Di Nganjuk Tape, di Lamongan Menyok. Sama halnya dengan jajanan Bakwan, di Nganjuk, Jombang dan beberapa daeraha lainnya disebut ote-ote sedangkan di Malang disebut Weci. Kita mengetahuinya dari orang-orang yang telah memahami kata-kata tersebut, sedangkan istilah-istilah tersebut secara harfiah ada yang bermakna (simbolik) dan ada pula yang disesuaikan dengan bentuknya.

Sering juga kalau kita mengamati seorang ibu yang mengajarkan kata demi kata secara berulang-ulang kepada anak-anaknya, kemudian si anak sedikit bisa melafalkan kata-kata yang diajarkan itu. Kata-kata yang kurang sesuai ejaan-pun kemudian dibenarkan agar sesuai dengan lafal pada umumnya. Peristiwa ini tidak hanya dilakukan oleh ibu/bapak tetapi juga oleh orang-orang terdekat si anak. Semakin hari semakin banyak kata yang diserap dari orang-orang yang disekitarnya. Pengajaran yang seperti ini tidak hanya berlangsung ketika si anak masih kecil, tetapi setelah dewasapun masih terus berlangsung.

Sama halnya dengan belajar bahasa asing, kita yang sebelumnya tidak memahami arti kata demi kata, secara perlahan menghafalkan kata demi kata kemudian mejadi bisa, sama atau hampir sama dengan penduduk aslinya.

Kita tentu masih ingat dengan cerita Tarzan (Manusia Kera), anak manusia yang hidup di hutan dan dibesarkan oleh kera. Terlepas dari kebenaran cerita itu, menurut saya di dalam alurnya kita bisa memahami bahwa, anak manusia yang berada jauh dari lingkungan manusia akhirnya tidak dapat berbahasa laiknya manusia, malahan bahasa hewan yang dia pelajari. Cerita Tarzan merupakan gambaran awal bagaimana manusia belajar berbahasa.

Seorang programer juga harus mengikuti susunan bahasa program jika Ia ingin menata halaman blog ataupun web-nya, karena susunan bahasa berupa simbol-simbol dan angka atau huruf telah ditentukan sebelumnya sehingga akan diterjemahkan ke dalam bentuk gambar maupun aksesoris lain seperti hurup yang bercetak tebal/Bold, miring/italic hingga berwarna.

Dari kesemua contoh tersebut menunjukkan bagaiman manusia menggunakan bahasa dan dari mana asal bahasa digunakan. Manusia baru, katakan-lah anak, belajar komunikasi dari Ibu/Bapaknya atau orang-orang disekitarnya dan tentu saja bahasa yang diajarkan merupakan bahasa yang dikenali oleh masyarakat disekitarnya.

Kemudian, bagaimana bahasa antar bangsa bisa berbeda? dalam hal ini saya tidak bisa menjelaskan tetapi bahasa yang satu akan mempengaruhi bahasa yang lain, tergantung siapa yang lebih dominan dan dianggap superior. Contoh, saat ini bahasa yang dianggap sebagai bahasa internasional adalah Bahasa Inggris, jadi hampir semua istilah internasional akan beracuan pada bahasa tersebut. Orang yang akan menggunakan bahasa tersebut akan meyerapnya untuk disesuaikan dengan bahasa asli mereka tanpa protes. Jadi, menurut saya Bahasa adalah sebuak kesepakatan yang bersifat komunal-universal yang terbatas oleh ruang tertentu. hal inilah yang kemudian menjawab teka-teki mengapa bahasa- bangsa-bangsa di dunai berbeda-beda. tentu karena antara mereka (bangsa-bangsa itu0 dipisahkan oleh kondisi geografis tertentu dan dipisahkan oleh sejarah yang mengiringinya.

Menurut pandangan Islam manusia pertaman ini diajari nama-nama (benda-benda0 secara keseluruhan oleh Tuhan, keterangan disebutkan di dalam Al Qur'an Surat Al Baqarah Ayat 31, yang jika diartikan kurang lebihnya adalah sebagai berikut, Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!

Mungkin, saat ini saya belum bisa menjawab bagaiman bahasa-bahasa bangsa-bangsa di dunia bisa berbeda, kalau ternyata keturunannya sama, yaitu Nabi Adam dan Siti Hawa..?

Begitulah menurut saya bagaimana manusia mengenal bahasa dan menggunakannya sebagai alat komunikasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kumbang Tanduk, Oryctes rhinoceros (Coleoptera: Scarabaeidae): Hama Utama Tanaman Kelapa Sawit

Aktifitas makan (serangan) kumbang tanduk dapat sangat merusak tanaman baik tanaman muda maupun tanaman yang sudah produktif, serangga ini juga dapat menyerang kelapa santan ( Cocos nucifera ) maupun kelapa sawit ( Elaeis guineensis ). Serangga menyerang semua bagian tanaman yang nampak/berada di atas permukaan tanah, baik batang, pelepah, maupun pucuk (titik tumbuh). Aktifitas makan tersebut menimbulkan lubang gerekan pada batang, pelepah dan daun yang membentuk menyerupai huruf "V" atau seperti kipas. Gejala serangan kumbang tanduk pada tanaman sawit muda (TBM) dan tanaman kelapa santan ( C. nucifera ) Kumbang tanduk yang dominan ditemukan pada tanaman kelapa sawit adalah jenis  Oryctes rhinoceros.  Jenis ini   memang telah lama diketahui peranannya sebagai serangga pengganggu yang dapat menyebabkan kematian tanaman kelapa sawit, terutama tanaman muda (TBM). Pembukaan lahan tanpa pembakaran ( zero   burning ) disinyalir dapat meningkatkan kemungkinan serangan l

JENIS-JENIS JAMUR KONSUMSI (EDIBLE MUSHROOM)

Kebutuhan jamur konsumsi semakin hari semakin meningkat. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dab tehnologi saat ini, beberapa jamur konsumsi dapat dengan mudah dibudidayakan, antara lain jamur Shitake, jamur Champignon, jamur Merang, Jamur Kupimg dan jamur Tiram. Ini dia jenis-jenis jamur konsumsi: Jamur Kancing ( Agaricus bisporus ) Jamur kancing merupakan jenis jamur yang paling banyak dibudidayakan di dunia, sekitar 38% dari total produksi jamur dunia. Jamur kancing ( Agaricus bisporus ) atau champignon merupakan jamur pangan yang berbentuk hampir bulat seperti kancing dan berwarna putih bersih, krem, atau coklat muda. Dalam bahasa Inggris disebut sebagai table mushroom , white mushroom , common mushroom atau cultivated mushroom . Di Perancis disebut sebagai champignon de Paris. Jamur kancing dijual dalam bentuk segar atau kalengan, biasanya digunakan dalam berbagai masakan Barat seperti omelet, pizza, kaserol, gratin, dan selada. Jamur kancing memiliki aroma unik

Tomato yellow leaf curl virus (TYLCV)

Tomato Yellow Leaf Curl Virus (TYLCV) atau Virus kuning-keriting pada daun tanaman tomat merupakan salah satu anggota dari Virus yang tergolong dalam Suku Geminiviridae, Marga Begomovirus. Serangan TYLCV pada tanaman tomat dapat menyebabkan daun tanaman menggulung, mengeras, bertekstur kasar dan lebih tebal dibanding tanaman normal. Daun tanaman yang terserang juga akan mengalami klorosis ( yellowing ) dan mengkerut/keriting ( curly ). Gangguan tersebut hanya dapat terjadi pada daun baru yang terbentuk setelah tanaman terinfeksi, sedangkan daun tua tetap dan tidak mengalami penyusutan. Hal ini yang menyebabkan tanaman tampak ganjil karena daun pada bagian bawah tanaman tampak lebih lebat jika dibandingkan daun yang berada pada bagian atas. Tanaman rentan yang terserang pada fase perkembangan generatif dapat menyebabkan tanaman kerdil (stunting), jika serangan berlangsung hingga fase generatif maka buah yang dihasilkan akan berukuran kecil. Penyebaran TYLCV TYLCV tidak menular me