Pagi ini dan beberapa hari yang lalu saya tergerak mempelajari filosofi dan menemukan hakikat hidup, belajar, membaca artikel dari setiap orang yang mau berbagi di halaman blog atau web. Tak sengaja saya menemukan sebuah artikel berjudul "Optimis: Hindari Filosofi Hidup Mengalir seperti Air"
Ketika saya memulai membaca tulisan sahabat saya di halaman blognya itu, saya tersenyum kecil sembari bergumam dalam hati "emang akan selalu ada antithesis" seakan saya memiliki teman yang tak seiya-sekata akan menolak atau paling tidak tak sependapat tentang filosofi "Hidup Mengalir Seperti Air"
akan selalu ada penentang dan pertentangan, ada aksi ada reaksi. begitu-lah hukum yang telah dikenal umum oleh masyarakat. dan, karena itu-lah kemudian hidup menjadi semakin hidup dan berwarna.
Ketika saya memulai membaca tulisan sahabat saya di halaman blognya itu, saya tersenyum kecil sembari bergumam dalam hati "emang akan selalu ada antithesis" seakan saya memiliki teman yang tak seiya-sekata akan menolak atau paling tidak tak sependapat tentang filosofi "Hidup Mengalir Seperti Air"
akan selalu ada penentang dan pertentangan, ada aksi ada reaksi. begitu-lah hukum yang telah dikenal umum oleh masyarakat. dan, karena itu-lah kemudian hidup menjadi semakin hidup dan berwarna.
"Coba anda sekali waktu merenung, jika kehidupan Anda mengalir seperti air. Air mengalir dari tempat tinggi ke tempat lebih rendah. Air kadang masuk sungai, masuk selokan, masuk ke got kotoran, dll. Jika air itu banjir akan menabrak bebatuan dan merusak berbagai objek yang dilaluinya. Ya itulah air mengalir, tidak terkendali, melaju sesuai kondisi yang dilaluinya. Sedangkan kehidupan kita begitu berharga dan bernilai"
Komentar
Posting Komentar