sumber artikel:
1. ricehopper.net
2. itta.org
Menurut keterangan sebuah organisasi penelitian padi dikatakan bahwa terdapat lebih dari 30 virus dan penyakit yang menyerang tanaman padi di negara-negara yang terletak di Amerika dan Asia. Di Afrika, hanya terdapat kurang lebih lima virus (Rice stripe necrosis furovirus, Rice crinkle disease, Maize streak geminivirus strain A, African cereal streak virus, dan Rice yellow mottle sobemovirus) yang diketahui dapat menginfeksi tanaman padi. Banyak virus yang menyerang padi ditularkan oleh leafhoppers dan sedikit saja yang ditularkan secara mekanik dengan inokulasi cairan sap, secara kontak, melalui tanah, dan benih, sedangkan virus-virus yang lain ditularkan oleh rice mealy bugs, kumbang, aphids, dan jamur/cendawan (Polymyxa graminis). Penyebab epidemi virus dan peledakan polulasi hamanya pada dasarnya adalah karena budidaya padi secara intensifikasi dan introduksi varietas baru yang produktivitasnya tinggi. Cara seperti itu juga akan meminta peningkatan kadar irigasi, penggunaan pupuk & pestisida, terjadinya perubahan cara tanam, penanaman monokultur dan kontaminasi mekanik. Manajemen atau pengendalian penyakit yang disebabkan oleh virus dapat meliputi usaha pemuliaan tanaman (breeding) dan skrining untuk pencarian varietas tahan, efisensi cara budidaya dan strategi pengendalian hama penyakit terpadu.
Virus Baru pada Tanaman Padi
Baru-baru ini para peneliti di China telah berhasil mendeskripsikan virus dari marga (genus) fijivirus yang menginfeksi tanaman padi yang oleh mereka kemudian diberi nama RBSDV-2 (Rice black streak dwarf virus –2) atau the Southern rice black-streaked dwarf virus (SRBSDV). Karakter yang nampak dari virus baru ini menyerupai RBSDV yang ditulasrkan oleh small brown planthopper (sBPH) dan pada umumnya ditemukan pada daerah penanaman padi yang ditanaman pada temperatur sedang. Diduga virus baru ini ditularkan oleh white backed planthopper (WBPH) dan terutama terjadi pada tanaman padi hibrida di Provinsi-provinsi negara China bagian selatan, seperti Guangdong dan Hainan. Penyebaran virus baru yang sangat cepat pada tanaman padi hibrida di provinsi-provinsi bagian selatan negara China ini sekarang sedang menjadi perhatian karena kurangnya informasi mengenai permasalahan baru ini. Akhir-akhir ini juga terdapat laporan yang yang mengatakan bahwa di Vietnam, yaitu Red River Delta juga ditemukan gejala yang sama.
Di dalam laporan yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris mereka mengatakan bahwa, Survei Lahan di Provinsi Hunan dilakukan oleh Institute of Plant Protection, of the Hunan Academy of Agricultural Sciences (HAAS) pada bulan Agustus tahun 2009. Dalam penelitian itu menunjukkan bahwa, SRBSDV telah menginfeksi tanaman-tanaman di wilayah kabupaten Hanshou, Taoyuan, Linxiang, Yongzhou, Chenxi, Changsha dan Dingcheng. Estimasi daerah yang terserang kurang lebih 17.000 hektar, dengan jumlah kerugian berupa kehilangan produksi kira-kira 70%. Kerugian ekonomi yang diderita mencapai 30 juta yuan (atau US$4.9 juta). RBSDV terutama ditularkan oleh WBPH. Petani lokal pada awalnya menduga bahwa tanamannya yang kerdil tersebut disebabkan oleh kualitas benih dan meminta kompensasi dari pemerintahan setempat serta penjual benih. Pemerintah setempat kemudian meminta Institute Plant Protection HAAS, mengorganisasikan ahli-ahlinya untuk melakukan invenstigasi dan mencari penyebab utama beserta distribusinya.
Rice black-streaked dwarf virus (RBSDV) genus Fijivirus
Rice black-streaked dwarf virus (RBSDV) marga Fijivirus (Kuribayashi and Shinkai
1952) merupakan virus yang memiliki partikel berbentuk isometrik (spherical) polihedral dengan ukuran diameter antara 60 hingga 120 nm. Tanaman yang terserang biasanya akan kerdil, daun-daunya menjadi gelap dan memproduksi (menghasilkan) banyak jelaga. Helai daun terlihat seperti dipelintir dan bentuk ujungnya tidak normal. Ujung yang terbentuk mengandung semacam bisul berwarna gelap kecoklatan. Hal ini menunjukkan bahwa virus ada dari musim ke musim.
1. ricehopper.net
2. itta.org
Menurut keterangan sebuah organisasi penelitian padi dikatakan bahwa terdapat lebih dari 30 virus dan penyakit yang menyerang tanaman padi di negara-negara yang terletak di Amerika dan Asia. Di Afrika, hanya terdapat kurang lebih lima virus (Rice stripe necrosis furovirus, Rice crinkle disease, Maize streak geminivirus strain A, African cereal streak virus, dan Rice yellow mottle sobemovirus) yang diketahui dapat menginfeksi tanaman padi. Banyak virus yang menyerang padi ditularkan oleh leafhoppers dan sedikit saja yang ditularkan secara mekanik dengan inokulasi cairan sap, secara kontak, melalui tanah, dan benih, sedangkan virus-virus yang lain ditularkan oleh rice mealy bugs, kumbang, aphids, dan jamur/cendawan (Polymyxa graminis). Penyebab epidemi virus dan peledakan polulasi hamanya pada dasarnya adalah karena budidaya padi secara intensifikasi dan introduksi varietas baru yang produktivitasnya tinggi. Cara seperti itu juga akan meminta peningkatan kadar irigasi, penggunaan pupuk & pestisida, terjadinya perubahan cara tanam, penanaman monokultur dan kontaminasi mekanik. Manajemen atau pengendalian penyakit yang disebabkan oleh virus dapat meliputi usaha pemuliaan tanaman (breeding) dan skrining untuk pencarian varietas tahan, efisensi cara budidaya dan strategi pengendalian hama penyakit terpadu.
Virus Baru pada Tanaman Padi
Baru-baru ini para peneliti di China telah berhasil mendeskripsikan virus dari marga (genus) fijivirus yang menginfeksi tanaman padi yang oleh mereka kemudian diberi nama RBSDV-2 (Rice black streak dwarf virus –2) atau the Southern rice black-streaked dwarf virus (SRBSDV). Karakter yang nampak dari virus baru ini menyerupai RBSDV yang ditulasrkan oleh small brown planthopper (sBPH) dan pada umumnya ditemukan pada daerah penanaman padi yang ditanaman pada temperatur sedang. Diduga virus baru ini ditularkan oleh white backed planthopper (WBPH) dan terutama terjadi pada tanaman padi hibrida di Provinsi-provinsi negara China bagian selatan, seperti Guangdong dan Hainan. Penyebaran virus baru yang sangat cepat pada tanaman padi hibrida di provinsi-provinsi bagian selatan negara China ini sekarang sedang menjadi perhatian karena kurangnya informasi mengenai permasalahan baru ini. Akhir-akhir ini juga terdapat laporan yang yang mengatakan bahwa di Vietnam, yaitu Red River Delta juga ditemukan gejala yang sama.
Di dalam laporan yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris mereka mengatakan bahwa, Survei Lahan di Provinsi Hunan dilakukan oleh Institute of Plant Protection, of the Hunan Academy of Agricultural Sciences (HAAS) pada bulan Agustus tahun 2009. Dalam penelitian itu menunjukkan bahwa, SRBSDV telah menginfeksi tanaman-tanaman di wilayah kabupaten Hanshou, Taoyuan, Linxiang, Yongzhou, Chenxi, Changsha dan Dingcheng. Estimasi daerah yang terserang kurang lebih 17.000 hektar, dengan jumlah kerugian berupa kehilangan produksi kira-kira 70%. Kerugian ekonomi yang diderita mencapai 30 juta yuan (atau US$4.9 juta). RBSDV terutama ditularkan oleh WBPH. Petani lokal pada awalnya menduga bahwa tanamannya yang kerdil tersebut disebabkan oleh kualitas benih dan meminta kompensasi dari pemerintahan setempat serta penjual benih. Pemerintah setempat kemudian meminta Institute Plant Protection HAAS, mengorganisasikan ahli-ahlinya untuk melakukan invenstigasi dan mencari penyebab utama beserta distribusinya.
Rice black-streaked dwarf virus (RBSDV) genus Fijivirus
Rice black-streaked dwarf virus (RBSDV) marga Fijivirus (Kuribayashi and Shinkai
1952) merupakan virus yang memiliki partikel berbentuk isometrik (spherical) polihedral dengan ukuran diameter antara 60 hingga 120 nm. Tanaman yang terserang biasanya akan kerdil, daun-daunya menjadi gelap dan memproduksi (menghasilkan) banyak jelaga. Helai daun terlihat seperti dipelintir dan bentuk ujungnya tidak normal. Ujung yang terbentuk mengandung semacam bisul berwarna gelap kecoklatan. Hal ini menunjukkan bahwa virus ada dari musim ke musim.
Komentar
Posting Komentar