Langsung ke konten utama

Thrips dan Virus (Tospovirus) yang Ditularkannya

Ceratothripoides claratris Schumsher

Telah ada laporan bahwa Ceratothripoides claratris berasal dari India dan ditemukan keberadaannnya pada tanaman dari suku Cucurbitaceae seperti semanggka (Citrullus lanatus). Walaupun di Thailand tengah, telah teridentifikasi bahwa jenis ini merupakan thrips utama dan berperan sebagai hama penting pada tanaman tomat (Lycopersicum esculentum). Thrips ini menyebabkan kerusakan karena menginfestasi daun tanaman. Pihak karantina juga telah memberika peringatan terhadap risiko invasi C. claratris.

Ekologi
Suhu mempengaruhi siklus hidup jenis ini, suhu optimum yang mendukung perkembangan dari telur hingga dewasa berkisar antara 32-33 derajat celcius. Kemampuan bertelur (fecundity) thrips tertinggi terjadi pada suhu 30 derajat celcius. Panjang hidup (Longevity) betina yang tertinggi terjadi pada suhu 25 derajat celcius, sedangkan jantan pada suhu 30 derajat celcius.

C. claratris dilaporkan dapat menularkan Capsicum chlorosis virus (CaCV) di Thailand.


Frankliniella bispinosa Morgan

Thrips jenis ini merupakan jenis asli Amerika (USA) dan juga dilaporkan di Bahamas-Bermuda dan Puerto Rico.

Tanaman inang thrips jenis ini meliputi: Tanaman Jeruk (Citrus sinensis), strawberry, Tembakau (N. tabacum), mawar (Rosa spp.), rye (Secale cereale) dan gandum (Triticum aestivum). Kerusakan oleh thrips ini juga terjadi pada tanaman Avocado (Persea americana) dan jeruk di Florida. Thrips jenis ini juga ditemukan di Inggris (UK) pada tanaman Asparagus (Asparagus officinalis), Bunga Krisan dan Cabe (Capsicum annum) yang diimpor dari Amerika (USA).

Thrips jenis Frankliniella bispinosa menularkan Tomato Spot Wilt Virus (TSWV).


Frankliniella fusca Hinds

Jenis thrips tembakau ini asli dari Amerika bagian timur, namun kemudian menyebar ke Amerika Utara. Thhrips ini kemudian masuk ke Martinique, Purto Rico dan Belanda.

Tanaman tembakau (N. tabacum) adalah inang utama bagi F. fusca di Amerika Utara bagian timur. Inang yang lain selain tanaman inagng utaman antara lain adalah: Tanaman tomat, semangka, cabe, kacang tanah (Arachis hypogae), kedelei (Glycine max), kapas (Gossypium spp.) dan jagung. Tumbuhan liar yang menjadi iang antara lain adalah: mustard liar (Sinapsis arvensis).

F. fusca telah lama diduga menyebarkan penyakit TSW (tomato spotted wilt). Walaupun tidak cukup bukti untuk mengatakan bahwa jenis ini merupakan vektornya. Menurut peneliti lain, seperti Johnston et al., (1995) Groves I., (2002), de Assis Filho et al., (2004), dan tidak terdapat bukti yang mendukung bahwa jenis thrips ini dapat menularkan TSWV dan Impatiens Necrotic Spot Virus (INSV).

Frankliniella intonsa Trybom

Inang utama thrips jenis ini antara lian adalah: bunga krisan, cabe, tomat, kacanag tanah, asparagus, kedelei, kapas, okra (Abelmoschus esculentus), buncis, (Pisum sativum) dan padi. Bunga-bungaan dan buah-buahan juga dapat terserang. Kerusakan secara ekonomi pernah dilaporkan terjadi pada tanaman asparagus, krisan, okra, tomat, dan buncis. Thrips juga menyebabkan kerugian pada Strawberry dan Prunus persica var nectarina.

Frankliniella intonsa menularkan Tomato chlorotic spot virus (TCSV) dan TSWV.


Frankliniella occidentalis Pergande

Thrips ini juga sering disebut western flower thrips, berasal dari Amerika serikat yang kemudian menyebar ke Amerika Utara pada tahun 1980-an melalui perdagangan tanaman ornamental dan sekarang telah ditemukan di negara beriklim sedang di semua benua. Jepang merupakan satu-satunya negara di Asia yang telah melaporkan keberadaan F. occidentalis.. Thrips ini umumnya mendiami wilayah Eropa.

F. occidentalis merupakan jenis thrips tyang sangat polifag, memiliki lebih dari 200 jenis tanaman inang dari 60 suku. Di USA, thrips ini tidak hanya memakan tanaman dari golongan bunga-bunga-an saja, tetapi juga berbagai tanaman seperti, ercis, tomat, cabe, strawberry, bunga mawar, buah persik, nektar, apricot (Prunus armeniaca), plum (Prunus domestica), anyelir (Dianthus caryophyllus), sweet pea (Lathyrus odoratus), timun dan gladioli (Gladiolus spp.). Tanaman inang lain diantaranya adalah, kapas, kacang-kacangan, beet (Beta vulgaris), wortel, buah anggur, bawang, dan safflower (Carthamus tictorius). Di Eropa, thrips jenis ini dilaporkan hanya menyerang tanaman yang berada di dalam glasshouse, tetapi merupakan hama penting pada tanaman krisan, gerbera (Gerbera spp.) dan Bunga violet (Saintpaulia ionantha)

Gejala kerusakan utama yang menjadi penanda serangan F. occidentalis terlihat pada permukaan atas daun berupa diskolorasi (perubahan warna)dengan lekuk-an. Halo spotting (bintik berhalo), silvering (daun menjadi berwarna agak keperak-perakan, kelainan bentu daun (deformity), benjolan berwarna kecoklatan mungkin terjadi pada tanaman ornamental. Aktivitas makannya yang menyebabkan diskolorasi dan luka pada daun bunga, sedangkan pucuk dapat rusak jika serangan (dimakan) terjadi sebelum terbukanya daun. Kerusakan ekonomi secara langsung dapat terjadi pada tanaman sayur ornamental dan tanaman buah.

Larva instar kedua F. occidentalis dapat menularkan virus apabila larva muda telah mendapat virus melalui aktivitas makannya dalam periode akuisisi 24 jam.

Thrips ini dianggap menjadi vektor yang paling penting. Epidemi penyakit byang disebabkan oleh virus dari kelompok tospovirus diikuti dengan penyebarannya lebih disukai pada perdagangan tanaman ornametal dari Amerika bagian barat ke berbagai bagian dunia pada tahun 1980-an. F. occidentalis sangat efisien dalam menyebarkan emapt virus yang termasuk dalam golonga tospovirus.

F. occidentalis dapat menyebarkan Chrysanthemum stem necrosis virus (CSNV), Groundnut ringspot virus (GRSV), INSV, TCSV dan TSWV.


Frankliniella schultzei Trybom

Thrips yang juga dikenal dengan sebutan Cotton bud thrips atau common blossom thrips ini berasal dari Amerika Selatan, tetapi sekarang sudah ditemukan Afrika, Asia, Karibia dan Daerah Pasifik. Jenis in bisanya jarang terdapat di daerah subtropis dan keberadaannya terbatas di daerah panas seperti Glasshousedan storehouse. F. scultzei biasanya ditemukan pada tanaman yang dalam perdagangan internasional. Thrips ini juga dilaporkan telah establis di beberapa negara di dunia pada berbagai tanaman. Negara-negara tersebut antara lain adalah, Belanda, Jerman, Belgia, ISrael, Mesir, Maroko, Spanyol dan Kepulauan Canary serta Inggris.

Tanaman utama yang menjadi inang thrips ini antara lain adalah, tanaman tomat, tembakau, kacang tanah, kedelaei, kapas, letus dan nanas. Pada tanaman kapas, F. scultzei menyebabkan deformasi dan destruksi tanaman muda dan benih.

F. scultzei dilaporkan dapat menularkan CSNV, GRSV, TSWV, Groundnut bud necrosis virus (GBNV). Infeksi GBNV pada tanaman yang ditularkan oleh F. scultzei sangat lemah dan hanya terjadi di laboratorium.


Frankliniella zucchini Nakahara dan Monteiro

F. zucchini merupakan thrips yang berasal dari Sao Paulo-Brazil. Thrips ini tidak dapat ditemui di luar daerah ini, namun penyakit yang disebabkan oleh virus yang ditularkannya diketahui telah ditemukan di Brazil Tengah dan karenanya diduga thrips ini memiliki kisaran inang yanng luas. Thrips jenis ini dideskripsikan dari zucchini squash (Cucurbita pepo), tetapi agaknya juga menyerang semangka dan timun, yang merupakan inang alami virus yang ditularkannya.

F. zucchini dapat menularkan Zucchini lethal chlorosis virus (ZLCV).


Scirtothrips dorsalis Hood


Scirtothrips dorsalis (thrips cabe), ditemukan di Asia dari Pakistan masuk ke Malaysia dan Indonesia kemudian ke Taiwan dan Jepang. S. dorsalis juga berada di beberapa daerah di Pasifik seperti Papua Nugini, Kepulauan Solomon dan Australia.

Jeruk, kapas, kacang tanah, tembakau, tomat, bawang merah, Kacang mete/Jambu monyet (Anacardium occidentala), Jarak (Ricinus communis), cabe, mangga dan teh merupakan tanaman inang utama. Serangan berat pada tanaman mengakitbatkan perubahan warna menjadi kecoklatan hingga hitam dan dapat menyebabkan kerontokkan. Tanaman inang utama yang tergolong dalam kelompok tanaman liar aadalah jenis Acacia.

S. dorsalis dilaporkan dapat menularkan GBNV, Groundnut chlorotic fan-spot virus (GCFV) dan Groundnut yellow spot virus (GYSV).


Thrips flavus Schrank

Thrips ini dilaporkan menjadi vektor bagi penyebaran Watermelon bud necrosis virus (WBNV) di India, walaupun diduga kuat bahwa thrips ini mungkin adalah T. palmi yang secara morfologi mirip dengan T. flavus.


Thrips palmi Karny

Thrips yang juga disebut sebagai thrips melon ini diyakini berasal dari Asia Tenggara. Thrips ini pertama kali dideskripsikan dari Sumatra dan Jawa (Indonesia) pada tahun 1925, dan beberapa tahun kemudian thrips ini ditemukan di Sudan dan Taiwan. Peledakan hama ini dilaporkan terjadi di Jepang pada tahun 1978 dan kemudian menyebar ke Karibia sejak 1985. Sekarang telah banyak ditemukan di banyak negara di Asia Selatan dan Tenggara Australia dan sejumlah kepulauan di Pasifik termasuk Hawai, banyak pulau di Kepulauan Karibia plus Florida di Amerika Serikat dan bagian Timur Laut Amerika Selatan.

T. palmi merupakan serangga polifaga, khususnya tanaman dari suku Cucurbitaceae dan Solanacea seperti Cabe, tembakau, semangka, melon, squash dan pumpkin, aubergine (Solanum melongena) dan kentang. T. palmi juga dapat menyerang bunga-bungaan seprti jeruk dan mangga serta tumbuhan liar di dalam glasshouse. Di Portugal T. palmi dideteksi pada bunga tanaman kiwi..... (bersambung)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kumbang Tanduk, Oryctes rhinoceros (Coleoptera: Scarabaeidae): Hama Utama Tanaman Kelapa Sawit

Aktifitas makan (serangan) kumbang tanduk dapat sangat merusak tanaman baik tanaman muda maupun tanaman yang sudah produktif, serangga ini juga dapat menyerang kelapa santan ( Cocos nucifera ) maupun kelapa sawit ( Elaeis guineensis ). Serangga menyerang semua bagian tanaman yang nampak/berada di atas permukaan tanah, baik batang, pelepah, maupun pucuk (titik tumbuh). Aktifitas makan tersebut menimbulkan lubang gerekan pada batang, pelepah dan daun yang membentuk menyerupai huruf "V" atau seperti kipas. Gejala serangan kumbang tanduk pada tanaman sawit muda (TBM) dan tanaman kelapa santan ( C. nucifera ) Kumbang tanduk yang dominan ditemukan pada tanaman kelapa sawit adalah jenis  Oryctes rhinoceros.  Jenis ini   memang telah lama diketahui peranannya sebagai serangga pengganggu yang dapat menyebabkan kematian tanaman kelapa sawit, terutama tanaman muda (TBM). Pembukaan lahan tanpa pembakaran ( zero   burning ) disinyalir dapat meningkatkan kemungkinan serangan l

JENIS-JENIS JAMUR KONSUMSI (EDIBLE MUSHROOM)

Kebutuhan jamur konsumsi semakin hari semakin meningkat. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dab tehnologi saat ini, beberapa jamur konsumsi dapat dengan mudah dibudidayakan, antara lain jamur Shitake, jamur Champignon, jamur Merang, Jamur Kupimg dan jamur Tiram. Ini dia jenis-jenis jamur konsumsi: Jamur Kancing ( Agaricus bisporus ) Jamur kancing merupakan jenis jamur yang paling banyak dibudidayakan di dunia, sekitar 38% dari total produksi jamur dunia. Jamur kancing ( Agaricus bisporus ) atau champignon merupakan jamur pangan yang berbentuk hampir bulat seperti kancing dan berwarna putih bersih, krem, atau coklat muda. Dalam bahasa Inggris disebut sebagai table mushroom , white mushroom , common mushroom atau cultivated mushroom . Di Perancis disebut sebagai champignon de Paris. Jamur kancing dijual dalam bentuk segar atau kalengan, biasanya digunakan dalam berbagai masakan Barat seperti omelet, pizza, kaserol, gratin, dan selada. Jamur kancing memiliki aroma unik

Tomato yellow leaf curl virus (TYLCV)

Tomato Yellow Leaf Curl Virus (TYLCV) atau Virus kuning-keriting pada daun tanaman tomat merupakan salah satu anggota dari Virus yang tergolong dalam Suku Geminiviridae, Marga Begomovirus. Serangan TYLCV pada tanaman tomat dapat menyebabkan daun tanaman menggulung, mengeras, bertekstur kasar dan lebih tebal dibanding tanaman normal. Daun tanaman yang terserang juga akan mengalami klorosis ( yellowing ) dan mengkerut/keriting ( curly ). Gangguan tersebut hanya dapat terjadi pada daun baru yang terbentuk setelah tanaman terinfeksi, sedangkan daun tua tetap dan tidak mengalami penyusutan. Hal ini yang menyebabkan tanaman tampak ganjil karena daun pada bagian bawah tanaman tampak lebih lebat jika dibandingkan daun yang berada pada bagian atas. Tanaman rentan yang terserang pada fase perkembangan generatif dapat menyebabkan tanaman kerdil (stunting), jika serangan berlangsung hingga fase generatif maka buah yang dihasilkan akan berukuran kecil. Penyebaran TYLCV TYLCV tidak menular me