Pernah dengar nama Pecel Lele Lela. Iya, nama tempat makan tersebut, akhir-akhir ini sering terdengar. Tempat yang nyaman, harga yang terjangkau serta rasa yang enak. Orang tentunya tidak akan berpikir ternyata lele bisa dimasak apapun. Seperti tajuknya, sensasi makan lele ya di lele lela. Orang pasti berpikir lela itu mungkin nama istri atau anak ternyata lela itu singkatan dari laku.
Cukup narasinya. Sekarang kita akan bahas siapa pendiri tempat makan ini. Pria berusia 31 tahun ini dulunya adalah seorang manager di salah satu perusahaan swasta. Tetapi setelah 5 tahun bekerja, beliaupun terkena dampak PHK. Rangga Umara, itulah nama aslinya. Pria yang terlahir dari bapak yang seorang ustadz dan ibu pegawai negeri ini nekat berwirausaha. Usaha yang dijalani bukan tanpa hambatan. Beliau membuka beberapa usaha kecil-kecilan, antara lain penyewaan
komputer, tapi bisnisku selalu gagal. Setelah kupikir-pikir, kuputuskan
membuka usaha di bidang kuliner. Alasannya sederhana saja, aku suka
sekali maka. Aku memilih membuka warung seafood
seperti yang banyak ditemukan di kaki lima. Modalku hanya Rp 3 juta.
Uang itu kuperoleh dari hasil menjual barang-barang pribadiku ke
teman-teman, antara lain telepon genggam, parfum, dan jam tangan. Sampai
sekarang, barang-barang itu masih disimpan mereka, katanya buat
kenang-kenangan. Istriku, Siti Umairoh yang seumur denganku, mendukung
keputusanku. Pernah sampai diusir dari kontrakannya karena usaha yang macet bahkan sampai ditagih oleh rentenir karna hutangnya.
Warung semi permanen berukuran 2x2 meter persegi kudirikan di daerah
Pondok Kelapa. Lantaran modal pas-pasan, aku mencari yang sewanya cukup
murah, sekitar Rp 250 ribu per bulan. Aku mempekerjakan tiga orang,
dua di antaranya adalah suami-istri. Berbeda dari warung seafood di kaki lima yang umumnya bertenda biru dan berspanduk putih, warungku kudesain unik.
Ternyata,
desain unik tak membantu penjualan. Tiga bulan pertama, hasil
penjualan selalu minus. Tak satu pun pembeli datang. Aku mencoba
berbesar hati, mungkin warungku sepi lantaran banyak yang tidak tahu
keberadaan warung tendaku itu. Aku mulai melirik lokasi lain yang lebih
ramai. Kutawarkan sistem kerjasama dengan rumah makan dan warung lain,
tapi selalu ditolak.
Sampai suatu hari, aku mendatangi sebuah
rumah makan semi permanen di kawasan tempat makan, masih di kawasan
Pondok Kelapa. Seperti yang lain, pemilik rumah makan ini juga menolak
tawaran kerjasamaku. Ia justru menawariku membeli peralatan rumah
makannya yang hendak ia tutup lantaran sepi pembeli. Aku menolak,
karena tak punya uang. Akhirnya, ia menawarkan sewa tempat seharga Rp 1
juta per bulan. Aku pun setuju (entrepreneuruniversity.co.id).
Tadi penulis sempat menonton salah satu acara yang menayangkan tentang warung makan lele lela ini. Setelah membuka usaha kuliner dengan menu utama lele serta ayam ternyata yang paling cepat habis adalah ayam, padahal beliau ingin memperkenalkan lele. Akhirnya beliau punya ide, setiap pelanggan yang datang diberikan menu lele gratis. Respon yang didapat ternyata baik dan akhirnya menu lele kian digemari. Warung makan ini mempunyai konsep yang cukup menarik para pelanggan yaitu siapa yang ulang tahun, diberikan makan gratis dan yang paling seru siapa yang namanya lela gratis makan seumur hidup. Ada satu lagi yang menarik, setiap pelanggan yang datang selalu disapa "SELAMAT PAGI", tidak ada yang istimewa tapi bagaimana kalau ucapan tersebut diucapkan tidak hanya waktu pagi tapi siang, sore dan malam. Pasti jadi bahan promosi yang menarik bukan.
Cita-citaku untuk jadi pengusaha kini tercapai sudah. Asal tahu saja,
dulu aku pernah bermimpi punya rumah makan dengan konsep seperti
restoran cepat saji terkenal. Kini, pelan-pelan mimpi itu mulai
terwujud. Aku sendiri tak pernah membayangkan usahaku akan sesukses ini.
Banyak orang bilang, kesuksesanku terbilang cepat datangnya. Aku
sangat bersyukur, kini omzet seluruh cabang mencapai Rp 1,8 miliar per
bulan, mengingat dulu aku punya banyak rasa takut untuk memulai.
Sampai kini, aku masih memegang keyakinan, jika kita mau fokus dalam
melangkah, pasti akan sukses. Prinsipku yang lain sejak memulai
usaha adalah selalu mengawali sesuatu dengan akhir yang positif.
Maksudnya, aku selalu memikirkan bagaimana nanti kalau usahaku sukses,
bukan sebaliknya. Dengan demikian, aku selalu optimis.
Semoga ini menginspirasi kita semua yang ingin menjadi Enterpreuner yang sukses. Selalu optimis, rezeki memang sudah ada yang mengatur tapi tanpa usaha yang keras apakah rezeki itu akan datang, tentu tidak, Right??? Dan tentunya selalu ikhtiar kepadaNya. Semoga kita menjadi enterpreuner yang sukses, amin.
Komentar
Posting Komentar