Langsung ke konten utama

Tyto alba, Burung Pemangsa Tikus Paling Efektif


Barn Owl (Tyto alba)
Tyto alba (Barn Owl)
Ekologi
Burung hantu adalah kelompok burung yang merupakan anggota ordo Strigiformes, karnivor (pemakan daging) dan merupakan hewan yang aktif pada malam hari (nokturnal). Burung hantu jenis Tyto alba merupakan predator tikus yang sangat efektif (Deptan-RI) karena sebagian besar mangsanya adalah tikus, sedangkan sebagian kecil lainnya berupa serangga, reptil, ikan dan beberapa burung kecil (Owling 2001).

Secara umum, burung hantu termasuk burung yang aktif berburu dan seringkali mengikuti alur area perburuan atau kembali ke area yang disukainya dalam perburuan. Burung akan menyambar mangsa dari tempatnya bertengger. Biasanya burung terbang rendah dengan ketinggian sekitar 3 meter dari tanah. Burung hantu merupakan burung yang dapat menerkam mangsa pada kegelapan malam yang miskin cahaya dan berburu pada malam hari, namun, burung ini juga dapat berburu pada saat siang hari (Owling, 2001).
Saat ini burung hantu dikembangkan di banyak perkebunan kelapa sawit baik perorangan maupun perusahaan karena selain ciri-ciri di atas, jenis ini juga memiliki beberapa kelebihan-kelebihan lain, yaitu:
  1. Memiliki ukuran tubuh relatif lebih besar dari pada spesies burung hantu yang lain.
  2. Memiliki kemampuan membunuh dan memangsa tikus cukup baik, tangkas dan di samping menyambar juga mengejar tikus di atas tanah.
  3. Mudah beradaptasi dengan lingkungan baru.
  4. Cepat berkembang biak, periode bertelur 4,5-5,5 bulan sekali.
  5. Daya penglihatan dan pendengaran tajam, mampu mendengar cicitan tikus dalam radius 500 meter.
  6. Mampu bertahan hidup sampai 4,5 tahun (Deptan RI), bahkan bisa lebih, mencapai 17 tahun (Owling, 2001)

Biologi
Berikut ini ukuran rata-rata burung hantu dari jenis Tyto alba menurut Owling.com
 
Rentang Sayap : 43-47 in.
Panjang tubuh : 14 - 20 in.
Ekor          : 5 - 6 in.
Berat tubuh   :
15 3/4 oz (jantan), 17 1/2 oz.(betina)

Klasifikasi
Seluruhnya, terdapat sekitar 222 jenis yang telah diketahui, dan tersebar di seluruh dunia kecuali Antartika, sebagian besar Greenland, dan beberapa pulau-pulau terpencil (Wikipedia). Menurut Zipcodezoo.com (2012) marga Tyto ini sendiri memiliki anggota 32 jenis dan sub-jenis.


Berikut ini klasifikasi Burung Hantu menurut Wikipedia


Kingdom    :Animalia
Phylum     :Chordata
Class      : Aves
Subclass   :Neornithes
Infraclass :Neognathae
Superorder :Neoaves
Order      :Strigiformes
Family     :Tytonidae
Subfamily  :Tytoninae
Genus      :Tyto
Species    :T. alba
 
Perbedaan Jantan dan Betina
Ciri-ciri morfologi yang paling mudah diamati untuk membedakan jenis kelamin burung hantu adalah warna bulu. Gambar di bawah ini menunjukkan perbedaan warna bulu ekor bagian tengah dari 10 burung hantu. Terlihat pada Gb. 1 berikut ini pada baris bagian atas berwarna agak gelap (betina) dan baris bagian bawah berwarna lebih terang (jantan).
Gb.1 Baris Atas: Betina; Baris Bawah: Jantan
Gambar berikut ini juga menunjukkan perbedaan warna bulu antara Betina (gambar atas) dan Jantan (gambar bawah)
Gb. 2 Bulu Ekor Burung Hantu Betina
Gb. 3. Bulu Ekor Burung Hantu Jantan
Gb. 4. Burung Hantu Betina (Kiri) dan Jantan (kanan)
 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kumbang Tanduk, Oryctes rhinoceros (Coleoptera: Scarabaeidae): Hama Utama Tanaman Kelapa Sawit

Aktifitas makan (serangan) kumbang tanduk dapat sangat merusak tanaman baik tanaman muda maupun tanaman yang sudah produktif, serangga ini juga dapat menyerang kelapa santan ( Cocos nucifera ) maupun kelapa sawit ( Elaeis guineensis ). Serangga menyerang semua bagian tanaman yang nampak/berada di atas permukaan tanah, baik batang, pelepah, maupun pucuk (titik tumbuh). Aktifitas makan tersebut menimbulkan lubang gerekan pada batang, pelepah dan daun yang membentuk menyerupai huruf "V" atau seperti kipas. Gejala serangan kumbang tanduk pada tanaman sawit muda (TBM) dan tanaman kelapa santan ( C. nucifera ) Kumbang tanduk yang dominan ditemukan pada tanaman kelapa sawit adalah jenis  Oryctes rhinoceros.  Jenis ini   memang telah lama diketahui peranannya sebagai serangga pengganggu yang dapat menyebabkan kematian tanaman kelapa sawit, terutama tanaman muda (TBM). Pembukaan lahan tanpa pembakaran ( zero   burning ) disinyalir dapat meningkatkan kemungkinan serangan l

JENIS-JENIS JAMUR KONSUMSI (EDIBLE MUSHROOM)

Kebutuhan jamur konsumsi semakin hari semakin meningkat. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dab tehnologi saat ini, beberapa jamur konsumsi dapat dengan mudah dibudidayakan, antara lain jamur Shitake, jamur Champignon, jamur Merang, Jamur Kupimg dan jamur Tiram. Ini dia jenis-jenis jamur konsumsi: Jamur Kancing ( Agaricus bisporus ) Jamur kancing merupakan jenis jamur yang paling banyak dibudidayakan di dunia, sekitar 38% dari total produksi jamur dunia. Jamur kancing ( Agaricus bisporus ) atau champignon merupakan jamur pangan yang berbentuk hampir bulat seperti kancing dan berwarna putih bersih, krem, atau coklat muda. Dalam bahasa Inggris disebut sebagai table mushroom , white mushroom , common mushroom atau cultivated mushroom . Di Perancis disebut sebagai champignon de Paris. Jamur kancing dijual dalam bentuk segar atau kalengan, biasanya digunakan dalam berbagai masakan Barat seperti omelet, pizza, kaserol, gratin, dan selada. Jamur kancing memiliki aroma unik

Tomato yellow leaf curl virus (TYLCV)

Tomato Yellow Leaf Curl Virus (TYLCV) atau Virus kuning-keriting pada daun tanaman tomat merupakan salah satu anggota dari Virus yang tergolong dalam Suku Geminiviridae, Marga Begomovirus. Serangan TYLCV pada tanaman tomat dapat menyebabkan daun tanaman menggulung, mengeras, bertekstur kasar dan lebih tebal dibanding tanaman normal. Daun tanaman yang terserang juga akan mengalami klorosis ( yellowing ) dan mengkerut/keriting ( curly ). Gangguan tersebut hanya dapat terjadi pada daun baru yang terbentuk setelah tanaman terinfeksi, sedangkan daun tua tetap dan tidak mengalami penyusutan. Hal ini yang menyebabkan tanaman tampak ganjil karena daun pada bagian bawah tanaman tampak lebih lebat jika dibandingkan daun yang berada pada bagian atas. Tanaman rentan yang terserang pada fase perkembangan generatif dapat menyebabkan tanaman kerdil (stunting), jika serangan berlangsung hingga fase generatif maka buah yang dihasilkan akan berukuran kecil. Penyebaran TYLCV TYLCV tidak menular me