Langsung ke konten utama

Peranan Akar Wangi dalam Bisnis dan Agoronomy

Apa sih Akar Wangi?? berikut ini beberapa pengetahuan mengenai akar wangi,

Bahan Pewangi
Rumput akar wangi (Vetiveria zizanioides syn. Andropogon zizanoides) adalah sejenis rumput yang berasal dari India. Tumbuhan ini dapat tumbuh sepanjang tahun, dan dikenal orang sejak lama sebagai sumber wangi-wangian. Tumbuhan ini termasuk dalam famili Poaceae, dan masih sekeluarga dengan serai atau padi.

Akarnya yang dikeringkan secara tradisional dikenal sebagai pengharum lemari penyimpan pakaian atau barang-barang penting, seperti batik dan keris. Aroma wangi ini berasal dari minyak atsiri yang dihasilkan pada bagian akar. Tumbuhan ini merupakan komoditas perdagangan minor walaupun cukup luas penggunaan minyaknya dalam industri wangi-wangian. WIKIPEDIA

Klasifikasi (Taxonomy)
Di Indonesia, tanaman Akar Wangi ini dikenal juga dengan nama Larasetu dan Usar (Bahasa Sunda), sedangkan nama umum (Bahasa Inggris) disebut dengan nama Khas-khas Grass, vetiver, lacate violeta.Plantamor.com & USDA

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
  Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
    Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
      Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
        Kelas: Liliopsida (berkeping satu/monokotil)
          Sub Kelas: Commelinidae
            Ordo: Poales
              Famili: Poaceae (suku rumput-rumputan)
                Genus: Vetiveria
                  Spesies: Vetiveria zizanioides (L.) Nash
 
Bio-ekologi dan Peranan Akar Wangi
Akar wangi mempunyai sifat hydrophylic dan xerophytic yaitu dapat hidup pada kondisi basah dan kering (kadar air 3.000 mm sampai dengan 300 mm) dan mampu bertahan pada kondisi lingkungan bersuhu 9-27 derajat celcius.

Selain dapat bermanfaat sebagai bahan dasar pewangi, menurut hasil penelitian dan berdasarkan sifat yang dimiliki akar wangi, tanaman ini dapat juga digunakan sebagai tanaman konservasi, yaitu dengan budidaya tanaman akar wangi menggunakan sistem strip.
 
Sistem strip tanaman akar wangi, yaitu tanaman akar wangi ditanam sebagai strip diantara tanaman pangan (misalnya jagung). Hasil pangkasan strip akar wangi juga dapat dipergunakan sebagai mulsa tanah pada pertanaman jagung tersebut. Dengan cara ini akan didapat beberapa keuntungan secara agronomis yaitu:
  1. strip akar wangi dapat mengurangi laju aliran permukaan sehingga daya rusak aliran permukaan terhadap tanah dapat dikurangi.
  2. Akar wangi potensial sebagai penahan hancuran butiran tanah serta tidak menimbulkan persaingan dengan tanaman pokok (jagung), karena miliki perakaran yang dalam dan kuat, bahkan dapat memompa hara dari dalam tanah.
  3. daun akar wangi yang dipangkas secara periodik, dapat dipergunakan sebagai sumber bahan organik yang sangat diperlukan untuk peningkatan kesuburan tanah
  4. mulsa dari pangkasan strip akar wangi merupakan pelindung tanah dari curah hujan langsung ke tanah sehingga struktur tanah dapat terjaga, terhindar dari pemadatan tanah, aerasi tetap baik dan tanah tetap gembur.
  5. Mulsa akar wangi dapat menghambat pertumbuhan gulma tanaman
  6. strip akar wangi dapat mempertahankan kadar organik tanah sehingga dapat meningkatkan fungsi tanah sebagai penyimpan pupuk
  7. Secara perlahan (kurang lebih sekitar 3 tahun)strip akar wangi dapat membentuk teras sehingga merupakan cara pembuatan teras yang murah.
Akar wangi, selain berperan sebagai pencegah erosi ternyata dapat juga meningkatkan produksi tanaman pokok, hasil penelitian Badan Litbang pertanian di Citayam, Bogor, memperlihatkan bahwa strip akar wangi dapat menekan erosi dan aliran permukaan permukaan pada lahan dengan kemiringan 12-14% dapat menekan erosi sebesar 73-86% dan menurunkan aliran permukaan sebesar 53-71%. 
Berdasarkan hasil penelitian Badan Litbang Pertanian, tentang pengaruh beberapa perlakukan sistem strip akar wangi terhadap erosi dan aliran permukaan pada tanah di Citayam pada periode tanaman ubi kayu/singkong, yang dipublikasikan melalui web-site Deptan, didapatkan data sebagai berikut:
  1. tanah tanpa perlakukan strip terjadi erosi sebesar 92,47 ton/ha dan terjadi aliran permukaan sebesar 2.187,35 meter kubik/ha; 
  2. Perlakukan strip jarak 4 meter satu baris, telah terjadi erosi sebesar 24,10 ton/ha dan terjadi aliran permukaan sebesar 1.018,77 meter kubik/ha; 
  3. Perlakukan strip jarak 4 meter dua baris, telah terjadi erosi sebesar 12,76 ton/ha dan terjadi aliran permukaan sebesar 640,41 meter kubik/ha.
Di dalam penelitian tersebut memperlihatkan pula bahwa perlakuan strip akar wangi pada lahan dengan kemiringan 12-14% dapat meningkatkan produksi tanaman pokok. Berikut ini fakta penelitian mengenai percobaan "Pengaruh beberapa perlakukan sistem strip akar wangi dan penggunaan mulsa pangkasan daun akar wangi terhadap produksi ubi kayu di Citayam pada periode tanaman ubikayu/singkong": 

  1. Tanah tanpa perlakukan strip menghasilkan produksi sebesar 23,85 ton/ha
  2. Perlakukan strip jarak 4 meter satu baris, menghasilkan produksi sebesar 29,10 ton/ha
  3. Perlakukan strip jarak 4 meter dua baris, telah menghasilkan produksi 35,18 ton /ha. 
Hasil yang rendah pada perlakuan tanpa strip disebabkan tanah semakin rusak akibat erosi yang tidak terkendli, dengan perlakuan akar wangi selain erosi dapat berkurang, mulsa yang dihasilkan akar wangi dapat mendukung pertumbuhan tanaman. Selain itu, adanya mulsa tersebut suhu tanah papat dijaga sehingga cukup baik untuk pertumbuhan tanaman dan aktivitas biologi tanah. Mulsa yang telah mengalami pelapukan dapat sebagai sumber bahan organik yang sangat diperlukan tanaman serta mempunyai kemampuan menyerap air yang tinggi sehingga mengurangi adanya kekeringan bila terjadi pada musim kemarau.
Fungsi lain penanaman akar wangi dengan sistem strip adalah,
  1. Mencegah pertumbuhan gulma
  2. Akar wangi resisten terhadap sebagian besar hama dan penyakit, sehingga tidak memerlukan biaya tambahan untuk pengelolaannya.
  3. Tahan terhadap naungan
  4. Biji-biji yang dihasikan tidak berkecambah, sehingga akar wangi tidak akan menjadi gulma
  5. Mengurangi biaya penyiangan dan pengolahan lahan sehingga dapat menekan biaya usaha tani sekaligus dapat menekan persaingan unsur hara dengan tanaman pokok, dikarenakan tekanan terhadap pertumbuhan gulma secara alamiah. DEPTAN
Proteksi Tanaman
Tidak hanya kegunaan/fungsi sebagaimana telah ditulis di atas, ternyata Akar Wangi juga memiliki faedah dalam dunia proteksi tanaman. Senyawa kimia yang dikeluarkan tanaman ini terbukti bisa menjadi tanaman reppelent (penolak) yang sangat efektif dalam pengendalian rayap. Betty C et al. dalam publikasi di dalam Journal of Chemical Ecology: Volume 27, Number 8 (2001), 1617-1625, DOI: 10.1023/A:1010410325174 juga melaporkan bahwa Senyawa kimia (minyak) yang dihasilkan Vetiver dengan konsentrasi yang rendah (5mgrg/g tanah) dapat menurunkan aktivitas pembuatan terowongan di dalam tanah.
 
 
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kumbang Tanduk, Oryctes rhinoceros (Coleoptera: Scarabaeidae): Hama Utama Tanaman Kelapa Sawit

Aktifitas makan (serangan) kumbang tanduk dapat sangat merusak tanaman baik tanaman muda maupun tanaman yang sudah produktif, serangga ini juga dapat menyerang kelapa santan ( Cocos nucifera ) maupun kelapa sawit ( Elaeis guineensis ). Serangga menyerang semua bagian tanaman yang nampak/berada di atas permukaan tanah, baik batang, pelepah, maupun pucuk (titik tumbuh). Aktifitas makan tersebut menimbulkan lubang gerekan pada batang, pelepah dan daun yang membentuk menyerupai huruf "V" atau seperti kipas. Gejala serangan kumbang tanduk pada tanaman sawit muda (TBM) dan tanaman kelapa santan ( C. nucifera ) Kumbang tanduk yang dominan ditemukan pada tanaman kelapa sawit adalah jenis  Oryctes rhinoceros.  Jenis ini   memang telah lama diketahui peranannya sebagai serangga pengganggu yang dapat menyebabkan kematian tanaman kelapa sawit, terutama tanaman muda (TBM). Pembukaan lahan tanpa pembakaran ( zero   burning ) disinyalir dapat meningkatkan kemungkinan serangan l

JENIS-JENIS JAMUR KONSUMSI (EDIBLE MUSHROOM)

Kebutuhan jamur konsumsi semakin hari semakin meningkat. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dab tehnologi saat ini, beberapa jamur konsumsi dapat dengan mudah dibudidayakan, antara lain jamur Shitake, jamur Champignon, jamur Merang, Jamur Kupimg dan jamur Tiram. Ini dia jenis-jenis jamur konsumsi: Jamur Kancing ( Agaricus bisporus ) Jamur kancing merupakan jenis jamur yang paling banyak dibudidayakan di dunia, sekitar 38% dari total produksi jamur dunia. Jamur kancing ( Agaricus bisporus ) atau champignon merupakan jamur pangan yang berbentuk hampir bulat seperti kancing dan berwarna putih bersih, krem, atau coklat muda. Dalam bahasa Inggris disebut sebagai table mushroom , white mushroom , common mushroom atau cultivated mushroom . Di Perancis disebut sebagai champignon de Paris. Jamur kancing dijual dalam bentuk segar atau kalengan, biasanya digunakan dalam berbagai masakan Barat seperti omelet, pizza, kaserol, gratin, dan selada. Jamur kancing memiliki aroma unik

Tomato yellow leaf curl virus (TYLCV)

Tomato Yellow Leaf Curl Virus (TYLCV) atau Virus kuning-keriting pada daun tanaman tomat merupakan salah satu anggota dari Virus yang tergolong dalam Suku Geminiviridae, Marga Begomovirus. Serangan TYLCV pada tanaman tomat dapat menyebabkan daun tanaman menggulung, mengeras, bertekstur kasar dan lebih tebal dibanding tanaman normal. Daun tanaman yang terserang juga akan mengalami klorosis ( yellowing ) dan mengkerut/keriting ( curly ). Gangguan tersebut hanya dapat terjadi pada daun baru yang terbentuk setelah tanaman terinfeksi, sedangkan daun tua tetap dan tidak mengalami penyusutan. Hal ini yang menyebabkan tanaman tampak ganjil karena daun pada bagian bawah tanaman tampak lebih lebat jika dibandingkan daun yang berada pada bagian atas. Tanaman rentan yang terserang pada fase perkembangan generatif dapat menyebabkan tanaman kerdil (stunting), jika serangan berlangsung hingga fase generatif maka buah yang dihasilkan akan berukuran kecil. Penyebaran TYLCV TYLCV tidak menular me