Langsung ke konten utama

Jenis Ulat yang Potensial menjadi HAMA Penting bagi Tanaman Porang dan Tanaman Suweg

Saat ini tanaman porang tengah menjadi primadona bagi banyak orang. Terlebih setelah media massa baik cetak, elektronik sampai dengan media sosial semacam youtube beramai-ramai membahas cerita sukses petani-petani yang telah membudi-dayakan tanaman ini.

Tanaman Porang dan Tanaman Suweg memiliki ciri-ciri fisik yang nyaris sama satu sama lain. Tetapi secara nyata dapat dikenali dari kemunculan umbi katak (bulbil). Tanaman Suweg tidak memiliki ciri kemunculan umbi daun ini, sedangkan Tanaman Porang memilikinya. Selain itu, ciri pembeda lain yang bisa dilihat adalah warna umbi dan bentuk daun. 

Berikut ini visualisasi perbedaan warna umbi tanaman Suweg, Porang, Iles-iles dan Walur menurut akun Instagram Porang_Jaya.

Gambar 2. Perbedaan Warna Umbi Tanaman Suweg, Porang, Iles-iles dan Walur
Gambar 2. Perbedaan Warna Umbi Suweg, Porang, Iles-iles dan Walur. 

Ciri-ciri yang sangat mirip ini dapat dimaklumi mengingat antara Porang dan Suweg merupakan tanaman yang masih dalam satu marga (genus), yaitu Amorphophallus. Di seluruh dunia marga Amorphophallus secara umum dikenal dengan nama bunga bangkai karena bau bunganya yang busuk. Tanaman bunga bangkai (Amorphophallus spp.) merupakan tumbuhan khas dataran rendah yang tumbuh di daerah beriklim tropik dan subtropik mulai dari Afrika Barat hingga ke kepulauan Pasifik, termasuk Indonesia (Litbang Deptan RI, 2015).

Disamping kultur teknis (cara budidaya) yang baik, petani tanaman porang juga perlu mewaspadai munculnya serangga merugikan seperti ulat. Dalam hal ini, penulis bermaksud membagikan pengalaman atas temuan ulat grayak atau yang sering disebut dengan nama ilmiah Spodoptera litura (Sl.).

Menurut Penulis, hama ulat grayak atau army worm ini sangat potensial menjadi hama serius bagi tanaman Porang karena dua sebab;

  1. Inang hama ini sangat luas dan sudah ada sebelum tanaman Porang dibudidayakan secara masif di tanah air. Banyak tanaman hortikultura seperti kedelai, kacang tanah, kubis, ubi jalar, kentang, kapas dan jagung. Bahkan tanaman keras atau Hutan Industri seperti Akasia dan Eucalyptus juga bisa dijadikan inang serangga ini.
  2. Berdasarkan pengamatan penulis, tanaman Porang sangat disukai oleh ulat ini. Dalam waktu satu bulan, dua kali ditemui dua kelompok ulat grayak berbeda di dalam tanaman yang sama. Kelompok pertama ditemukan pada saat larva instar 2-3, sedangkan temuan kelompok kedua saat ulat berada pada umur instar pertama (satu hari setelah menetas).

Kelompok Ulat Pertama yang Ditemukan (8 Jan. 2021)

Kelompok Ulat Kedua yang Ditemukan (5 Februari 2021)

Gejala kerusakan daun akibat kehadiran ulat grayak ini juga termasuk besar, bahkan sebagain daun yang diduga menjadi tempat telur diletakkan dan larva instar satu menetas (awal serangan), menderita kerusakan serius.

Kerusakan Daun yang Diduga menjadi Tempat Peletakan Telur
 dan Menetasnya Larva Instar Pertama

Kerusakan daun oleh ulat grayak mengganggu proses fotosintesis dan akhirnya mengakibatkan kehilangan hasil panen. Besarnya kehilangan hasil tergantung pada tingkat kerusakan daun dan tahap pertumbuhan tanaman waktu terjadi serangan. Kerusakan daun sebesar 12,5%, menyebabkan kerugian ekonomi setara dengan biaya dua kali aplikasi insektisida (Tengkano & Suharsono, 2005).


BOLOGI dan EKOLOGI Ulat Grayak

Sebagaimana sifat ulat jenis lain, ulat ini juga melakukan metamorfosis sempurna. Bentuk tubuhnya mengalami pergantian yang berbeda-beda antar stadia, yaitu, Ulat, Kepompong, Ngengat dan Telur.

Stadia Larva (ulat)
Umur ulat berkisar antara 13–17 hari. Stadia larva berganti kulit sebanyak 5 kali (terdiri dari enam instar) dengan umur antar instarsekitar 2-3 hari.

Ulat Grayak pada Tanaman Eucalyptus (Dok. Pribadi)

Ulat Grayak pada Tanaman Porang (Dok. Pribadi)

Stadia Pupa (Kepompong)
Setelah melengkapi siklus larva, kemudian berganti wujud menjadi kepompong. Umur kepompong ulat ini sekitar 9 hari. Setelah itu, berubah bentuk lagi menjadi stadia dewasa.

Pupa Ulat Grayak menurut katerpillarkhrisna

Stadia Imago (Dewasa)
Dewasa ulat ini berupa ngengat, yaitu kupu-kupu yang aktif pada malam hari (nokturnal). Ngengat berwarna agak keabu-abuan. Ngengat betina meletakkan telur secara berkelompok pada permukaan bawah daun dan kadang-kadang pada permukaan atas daun. 

Ngengat (Fase Dewasa) Ulat Grayak Jantan menurut Wikimedia Commons.org)

Ngengat Tampak dari Atas menurut nrcb.res.in

Stadia Telur
Telur berumur sekitar 3–5 hari setelah diletakkan oleh betina dewasa. Setelah menetas, larva tinggal untuk sementara waktu di tempat telur diletakkan, dan memakan daun tersebut secara berkelompok. Setelah habis dan tinggal epidermis daun bagian atas, larva akan pindah ke daun-daun yang lain dalam satu rumpun.

Kelompok Telur Ulat Grayak menurut nrcb.res.in

Demikian, semoga bermanfaat.

Komentar

  1. Harrah's Casino And Hotel - Mapyro
    Harrah's Casino And Hotel - Harrah's Las Vegas is a Wedding Venue 광주 출장마사지 in Downtown Las 천안 출장안마 Vegas, NV and is open daily 24 hours. The 정읍 출장마사지 property is owned by Vici Properties Check 영주 출장샵 In: 4:00 pmRoom Windows: Windows Do OpenCheck Out: 11:00 am Rating: 3 · ‎9 votes · ‎Price 화성 출장마사지 range: $$

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kumbang Tanduk, Oryctes rhinoceros (Coleoptera: Scarabaeidae): Hama Utama Tanaman Kelapa Sawit

Aktifitas makan (serangan) kumbang tanduk dapat sangat merusak tanaman baik tanaman muda maupun tanaman yang sudah produktif, serangga ini juga dapat menyerang kelapa santan ( Cocos nucifera ) maupun kelapa sawit ( Elaeis guineensis ). Serangga menyerang semua bagian tanaman yang nampak/berada di atas permukaan tanah, baik batang, pelepah, maupun pucuk (titik tumbuh). Aktifitas makan tersebut menimbulkan lubang gerekan pada batang, pelepah dan daun yang membentuk menyerupai huruf "V" atau seperti kipas. Gejala serangan kumbang tanduk pada tanaman sawit muda (TBM) dan tanaman kelapa santan ( C. nucifera ) Kumbang tanduk yang dominan ditemukan pada tanaman kelapa sawit adalah jenis  Oryctes rhinoceros.  Jenis ini   memang telah lama diketahui peranannya sebagai serangga pengganggu yang dapat menyebabkan kematian tanaman kelapa sawit, terutama tanaman muda (TBM). Pembukaan lahan tanpa pembakaran ( zero   burning ) disinyalir dapat meningkatkan kemungkinan serangan l

JENIS-JENIS JAMUR KONSUMSI (EDIBLE MUSHROOM)

Kebutuhan jamur konsumsi semakin hari semakin meningkat. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dab tehnologi saat ini, beberapa jamur konsumsi dapat dengan mudah dibudidayakan, antara lain jamur Shitake, jamur Champignon, jamur Merang, Jamur Kupimg dan jamur Tiram. Ini dia jenis-jenis jamur konsumsi: Jamur Kancing ( Agaricus bisporus ) Jamur kancing merupakan jenis jamur yang paling banyak dibudidayakan di dunia, sekitar 38% dari total produksi jamur dunia. Jamur kancing ( Agaricus bisporus ) atau champignon merupakan jamur pangan yang berbentuk hampir bulat seperti kancing dan berwarna putih bersih, krem, atau coklat muda. Dalam bahasa Inggris disebut sebagai table mushroom , white mushroom , common mushroom atau cultivated mushroom . Di Perancis disebut sebagai champignon de Paris. Jamur kancing dijual dalam bentuk segar atau kalengan, biasanya digunakan dalam berbagai masakan Barat seperti omelet, pizza, kaserol, gratin, dan selada. Jamur kancing memiliki aroma unik

Tomato yellow leaf curl virus (TYLCV)

Tomato Yellow Leaf Curl Virus (TYLCV) atau Virus kuning-keriting pada daun tanaman tomat merupakan salah satu anggota dari Virus yang tergolong dalam Suku Geminiviridae, Marga Begomovirus. Serangan TYLCV pada tanaman tomat dapat menyebabkan daun tanaman menggulung, mengeras, bertekstur kasar dan lebih tebal dibanding tanaman normal. Daun tanaman yang terserang juga akan mengalami klorosis ( yellowing ) dan mengkerut/keriting ( curly ). Gangguan tersebut hanya dapat terjadi pada daun baru yang terbentuk setelah tanaman terinfeksi, sedangkan daun tua tetap dan tidak mengalami penyusutan. Hal ini yang menyebabkan tanaman tampak ganjil karena daun pada bagian bawah tanaman tampak lebih lebat jika dibandingkan daun yang berada pada bagian atas. Tanaman rentan yang terserang pada fase perkembangan generatif dapat menyebabkan tanaman kerdil (stunting), jika serangan berlangsung hingga fase generatif maka buah yang dihasilkan akan berukuran kecil. Penyebaran TYLCV TYLCV tidak menular me