Langsung ke konten utama

ISTILAH-ISTILAH DALAM ENTOMOLOGI

 ISTILAH-istilah ini dikumpulkan dari Buku Karya Gullan dan Cranston (2014), "The Insect: An Outline of Entolomogy, 5th Edition". Buku ini ditulis dalam Bahasa Inggris sebanyak 18 Chapter (Bab), tidak termasuk kata pengantar (Preface) dan Taxoboxes. Secara keseluruhan, terhitung mulai dari sampul dengan sampai dengan lembar terakhir, setidaknya setebal 632 halaman.   

Menurut Gullan dan Cranston (2014), Entomologi adalah ilmu yang mempelajari tentang serangga. Sementara itu, orang-orang yang mempelajari serangga, baik mengamati (meneliti), mengembang-biakkan (memelihara/rearing), mengoleksi, dan membuat percobaan terkait dengan serangga, disebut sebagai Entomolog (menurut Bahasa Indonesia dan Entomologists-menurut Bahasa Inggris).

Berikut ini adalah istilah-istilah tentang entomologi yang tertulis di dalam buku tersebut. Istilah-sitilah yang ditulis, diterjemahkan dan dimaknai dalam Bahasa Indonesia ini dibatasi hanya yang diberi warna hijau (di dalam buku) dan sedapat mungkin terdekat dengan istilah entomologi. Penerjemahan istilah-istilah ini, tentu saja paling utama akan mengacu pada buku tersebut, dibantu dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI daring) dan Oxford Dictionary.

Tujuan penulisan ini adalah untuk digunakan sebagai media belajar penulis sendiri. Tidak menutup kemungkinan, bahwa mungkin saja tidak mencakup semua istilah yang tertulis di dalamnya. Namun demikian, penulis akan berusaha memperbaharuinya hingga sebanyak-banyaknya tertulis di sini. Semoga juga, tulisan ini bisa membantu siapa saja yang sedang belajar tentang serangga. 

  1. Keystone species, adalah spesies yang menjadi kunci dalam ekosistem. Spesies lain bergantung pada keberadaan spesies ini, sehingga jika dihilangkan, ekosistem akan berubah secara drastis. Hilangnya fungsi ekologis dari serangga yang dianggap kunci penting ini, dapat menyebabkan runtuhnya ekosistem yang lebih luas. Sebagai contoh, keberadaan rayap yang berperan sebagai pengubah selulosa di tanah tropis. Apabila populasinya punah, maka proses degradasi material organik pada tanah tropis akan terganggu.
  2. Umbrella effect, merupakan istilah dalam konservasi serangga untuk menggambarkan efek (akibat/pengaruh) bawaan atau ikutan, dari sebuah tindakan yang tidak bertujuan utama. Sebagai contoh, jika dilakukan konservasi ikan di suatu perairan, maka serangga-serangga air yang beragam dan melimpah juga akan berkembang di sana. Kita tidak perlu melepaskan atau mengembang-biakkan beraneka ragam serangga di suatu tempat secara khusus, tetapi jika kita membangun taman/hutan kota, maka serangga-serangga juga akan berkembang di sana. Contoh lain yang bisa diambil adalah pinus suci. Tumbuhan ini disebut dapat menjadi effect umbrella effect pada keberagaman serangga, termasuk oleh Monarch Butterflies yang fenomenal.
  3. Ametaboly (ametabola), atau juga disebut sebagai tidak mengalami metamorfosis. Serangga-serangga yang dikelompokkan ke dalam golongan Ametabola baik dari golongan Apterygota (wingless/tidak bersayap) dan heksapoda non-serangga lain, berkembang dari pra-dewasa hingga dewasa hampir tidak mengalami perubahan bentuk (atau mengalami hanya sedikit perubahan pada bentuk tubuhnya). Sedangkan kelompok yang mengalamai metamorfosis terbagi menjadi 3 kelompok, walaupun sebagai peneliti lainnya hanya menggolongkan ke dalam 2 kelompok saja. Tiga kelompok itu antara lain adalah, Hemimetabola, Paurometabola dan Holometabola. Hemimetabola dan Paurometabola seringkali hanya disebut sebagai Hemimetabola atau Metamorfosis yang tidak sempurna. Perbedaan keduannya adalah pada habitat serangga pra dewasanya.
  4. Holometabola, adalah istilah lain dari Metamorfosis Sempurna. Serangga-serangga dari kelompok ini mengalami perubahan yang sangat berbeda antara fase pra-dewasa hingga fase dewasa. Perubahan itu terdiri dari; Telur-Larva-Pupa-Imago (dewasa). Selain perubahan signifikan antar stadia, perilaku pra dewasa dan dewasa juga berbeda.
  5. Hemi-metabola, merupakan istilah untuk menyebut perubahan serangga yang mengalami perubahan bentuk tubuh tidak sempurna atau sebagaian. Perubahan bentuk tubuh serangga-serangga ini terdiri dari; Telur-Naiat-Imago (dewasa). Pra dewasa serangga-serangga ini berbeda habitat dengan dewasanya. Sebagai contoh, Capung (Odonata) dan Nyamuk (Diptera).
  6. Pauro-metabola, hampir mirip seperti hemimetabola, perubahan bentuk serangga-serangga dalam kelompok ini juga tidak sempurna. Fase-fase (stadia) perubahan bentuk tubuhnya terdiri dari; Telur-Nimfa-Imago (dewasa). Selain berbeda dalam penyebutan istilah pra dewasa; nimfa dan Naiat, perbedaan kedua adalah habitat pra dewasa. Serangga pra dewasa yang termasuk Paurometabola sama dengan habitat serangga dewasanya. Untuk kedua kelompok ini, masing-masing tidak memiliki stadia pupa (kepompong). Dari 3 jenis metamorfosis ini, ada 3 sebutan untuk fase pra dewasa, yaitu Larva, Nimfa dan Naiad. Di dalam buku ini tidak disebutkan adanya kelompok Paurometabola.
  7. Ontogeny, adalah istilah untuk menyebut proses perkembangan dari telur hingga dewasa, komposisi (ukuran dan tampilan secara rinci) dan posisi (pada segmen yang sama dan lokasi relatif yang sama pada segmen tersebut).
  8. Eusocial atau disebut juga sebagai true social insect, yaitu serangga-serangga yang dalak kehidupan selalu hidup dalam koloni atau berkelompok. Contoh-contoh serangga yang hidup sebagai eusocial adalah; semut, lebah dan rayap. Serangga-serangga eusocial memiliki 3 karakter spesifik dibandingkan seranga lainnya, yaitu; 1). Cooperative Broodcare, yakni saling menjaga antar anggota meskipun bukan keturunanya. 2). Adanya Overlap Generation, yaitu tumpang tindih stadia/generasi dalam koloni yang sama. 3). Terbagi menjadi 3 kasta; yaitu, kasta prajurit, kasta pekerja dan ratu/raja.
  9. Phoresy adalah perilakua serangga yang menumpang pada serangga lain tanpa mengganggu kehidupan serangga yang ditumpanginya. Kehidupan ini identik dengan simbiosis komensalisme. Sebagai contoh; Parasitoid telur Telenomus beneficiens yang hidup menumpang pada bagian posterior (rambut anal tuft) Ngengat Betina Penggerek Batang Padi Scirphopaga incertulas. Dalam kehidupan kesehariannya, Telenomus beneficien tidak menggangu Scipophaga incertlan. Keuntungan parasitoid didapatkan ketika ngengat penggerek batang tersebut meletakkan telur-telurnya. Pada saat itu, parasitoid Telenomus beneficiens juga akan akan meletakkan telur-telurnya di atas telur ngengat yang kemudian memparasitnya.
  10. Hyperparasitoid adalah interaksi antara serangga parasitoid sekunder yang meletakkan telurnya pada parsitoid primer. Larva parasitoid primer meletakkan telur dan berkembang pada inang berupa serangga herbivora, kemudian parasitoid sekunder meletakkan telurnya pada larva instar akhir atau pupa parasitoid primer. Kejadian ini bisa dilihat sebagai contoh hubungan hyperparasitoid antara larva Manduca sexta sebagai inang dari parasitoid Cotesia congregata, dan parasitoid Hypopteromalus tabbacum sebagai parasitoid pupa Cotesia congregata. Dalam kejadian ini, pertama-tama Cotesia meletakkan telur-telurnya pada larva Manduca, selanjutnya Hypopteromalus meletakkan telurnya pada pupa Cotesia (satu telur pada masing-masing pupa). Multiple parasitasi juga bisa terjadi pada kasus ini yaituCatolaccus aeneoviridis juga menjadi parasitoid bagi Cotesia.
  11. Allomon adalah senyawa kimia organik yang dikeluarkan serangga yang bermanfaat bagi dirinya, tetapi tidak bermanfaat bagi spesies lainnya. Dengan demikian, senyawa ini akan bisa digunakan untuk mengusir organisme lain, membingungkan mangsa atau mengusir predator.
  12. Mullerian Mimicry adalah perilaku serangga yang bentuk atau warna tubuhnya "meniru" bentuk dan warna serangga lain. Tujuan kamuflase ini adalah untuk menghindari atau mengelabui predator.
  13. Entomologi Forensik cabang dari ilmu forensik yang multi-disiplin (taksonomi, fisiologi, ekologi hingga molekuler hingga bioinformatika. Selanjutnya, serangga-serangga ini akan digunakan sebagai indikator dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus invetigatif terkait dengan manusia atau hewan (ternak ataupun liar). Termasuk diantaranya tindak kriminal berupa kekerasan maupun penghilangan nyawa.
  14. Alturism adalah pengorbanan yang dilakukan oleh kelompok serangga sosial untuk melindungi koloninya. Sebagai contoh, lebah yang menggunakan posteriornya untuk menyengat organisme asing yang mengganggu meskipun tindakan itu bisa membunuhnya.  
  15. to be continue






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kumbang Tanduk, Oryctes rhinoceros (Coleoptera: Scarabaeidae): Hama Utama Tanaman Kelapa Sawit

Aktifitas makan (serangan) kumbang tanduk dapat sangat merusak tanaman baik tanaman muda maupun tanaman yang sudah produktif, serangga ini juga dapat menyerang kelapa santan ( Cocos nucifera ) maupun kelapa sawit ( Elaeis guineensis ). Serangga menyerang semua bagian tanaman yang nampak/berada di atas permukaan tanah, baik batang, pelepah, maupun pucuk (titik tumbuh). Aktifitas makan tersebut menimbulkan lubang gerekan pada batang, pelepah dan daun yang membentuk menyerupai huruf "V" atau seperti kipas. Gejala serangan kumbang tanduk pada tanaman sawit muda (TBM) dan tanaman kelapa santan ( C. nucifera ) Kumbang tanduk yang dominan ditemukan pada tanaman kelapa sawit adalah jenis  Oryctes rhinoceros.  Jenis ini   memang telah lama diketahui peranannya sebagai serangga pengganggu yang dapat menyebabkan kematian tanaman kelapa sawit, terutama tanaman muda (TBM). Pembukaan lahan tanpa pembakaran ( zero   burning ) disinyalir dapat meningkatkan kemungkinan serangan l

JENIS-JENIS JAMUR KONSUMSI (EDIBLE MUSHROOM)

Kebutuhan jamur konsumsi semakin hari semakin meningkat. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dab tehnologi saat ini, beberapa jamur konsumsi dapat dengan mudah dibudidayakan, antara lain jamur Shitake, jamur Champignon, jamur Merang, Jamur Kupimg dan jamur Tiram. Ini dia jenis-jenis jamur konsumsi: Jamur Kancing ( Agaricus bisporus ) Jamur kancing merupakan jenis jamur yang paling banyak dibudidayakan di dunia, sekitar 38% dari total produksi jamur dunia. Jamur kancing ( Agaricus bisporus ) atau champignon merupakan jamur pangan yang berbentuk hampir bulat seperti kancing dan berwarna putih bersih, krem, atau coklat muda. Dalam bahasa Inggris disebut sebagai table mushroom , white mushroom , common mushroom atau cultivated mushroom . Di Perancis disebut sebagai champignon de Paris. Jamur kancing dijual dalam bentuk segar atau kalengan, biasanya digunakan dalam berbagai masakan Barat seperti omelet, pizza, kaserol, gratin, dan selada. Jamur kancing memiliki aroma unik

Tomato yellow leaf curl virus (TYLCV)

Tomato Yellow Leaf Curl Virus (TYLCV) atau Virus kuning-keriting pada daun tanaman tomat merupakan salah satu anggota dari Virus yang tergolong dalam Suku Geminiviridae, Marga Begomovirus. Serangan TYLCV pada tanaman tomat dapat menyebabkan daun tanaman menggulung, mengeras, bertekstur kasar dan lebih tebal dibanding tanaman normal. Daun tanaman yang terserang juga akan mengalami klorosis ( yellowing ) dan mengkerut/keriting ( curly ). Gangguan tersebut hanya dapat terjadi pada daun baru yang terbentuk setelah tanaman terinfeksi, sedangkan daun tua tetap dan tidak mengalami penyusutan. Hal ini yang menyebabkan tanaman tampak ganjil karena daun pada bagian bawah tanaman tampak lebih lebat jika dibandingkan daun yang berada pada bagian atas. Tanaman rentan yang terserang pada fase perkembangan generatif dapat menyebabkan tanaman kerdil (stunting), jika serangan berlangsung hingga fase generatif maka buah yang dihasilkan akan berukuran kecil. Penyebaran TYLCV TYLCV tidak menular me