Langsung ke konten utama

BUAH PARTENOKARPI: DIHARAPKAN Breeder Hortikultura, DITAKUTI Praktisi Perkebunan Kelapa Sawit

 Buah partenokarpi (parteno = perawan; karpi = buah) adalah buah yang terbentuk tanpa melalui proses pembuahan atau fertilisasi. Dalam istilah botani, fenomena ini terjadi ketika buah berkembang tanpa adanya penyerbukan atau pembuahan oleh serbuk sari jantan. Buah yang dihasilkan dari proses partenokarpi biasanya tidak memiliki biji atau memiliki biji yang tidak berkembang. Fenomena ini dapat terjadi secara alami atau melalui intervensi manusia, seperti penggunaan hormon tumbuhan atau teknik rekayasa genetika.

Partenokarpi dapat ditemukan pada berbagai jenis buah, seperti pisang, nanas, semangka, mentimun, dan tomat. Buah-buah ini sering kali lebih disukai di pasaran karena tidak memiliki biji, yang membuatnya lebih mudah dikonsumsi. Bahkan, negara tujuan ekspor tertentu menyebutkan kriteria permintaan buah tanpa biji, seperti ekspor mentimun untuk raw material kosmetika. Di sisi lain, pada tanaman kelapa sawit, buah partenokarpi juga dapat terbentuk tanpa penyerbukan, namun hal ini dianggap merugikan. Buah sawit partenokarpi cenderung memiliki ukuran yang lebih kecil dan kandungan minyak yang lebih rendah dibandingkan dengan buah yang terbentuk melalui proses pembuahan normal.


Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi terjadinya buah partenokarpi pada kelapa sawit. Berikut adalah beberapa strategi yang telah dilaporkan oleh banyak peneliti:
  1. Meningkatkan Peran dan Populasi Serangga Penyerbuk (SPKS), E. kamerunicus.
  2. Pengelolaan Lingkungan dengan memastikan bahwa kondisi lingkungan dapat mendukung terjadinya polinasi, seperti cuaca yang baik dan ketersediaan (rasio) bunga jantan yang cukup, dan aplikasi pemupukan sesuai rekomendasi.
  3. Meningkatkan viabilitas polen dan kualitas bunga jantan.
  4. Menanam varietas tanaman penghasil bunga jantan (super male).
  5. Pengendalian hama-penyakit, terutama yang dapat berpengaruh secara langsung terhadap penurunan kuantittas dan kualitas bunga serta populasi dan peran SPKS, seperti vertebrata hama tikus. Pengendalian hama-penyakit yang tidak ramah lingkungan juga dapat berpengaruh secara tidak langsung terhadap polinasi, misal penggunaan insektisida sintetis untuk pengendalian uUPDKS yang dapat mematikan SPKS.
  6. Melakukan polinasi buatan, meskipun cara ini lebih mahal.
  7. Praktik agronomis lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kumbang Tanduk, Oryctes rhinoceros (Coleoptera: Scarabaeidae): Hama Utama Tanaman Kelapa Sawit

Aktifitas makan (serangan) kumbang tanduk dapat sangat merusak tanaman baik tanaman muda maupun tanaman yang sudah produktif, serangga ini juga dapat menyerang kelapa santan ( Cocos nucifera ) maupun kelapa sawit ( Elaeis guineensis ). Serangga menyerang semua bagian tanaman yang nampak/berada di atas permukaan tanah, baik batang, pelepah, maupun pucuk (titik tumbuh). Aktifitas makan tersebut menimbulkan lubang gerekan pada batang, pelepah dan daun yang membentuk menyerupai huruf "V" atau seperti kipas. Gejala serangan kumbang tanduk pada tanaman sawit muda (TBM) dan tanaman kelapa santan ( C. nucifera ) Kumbang tanduk yang dominan ditemukan pada tanaman kelapa sawit adalah jenis  Oryctes rhinoceros.  Jenis ini   memang telah lama diketahui peranannya sebagai serangga pengganggu yang dapat menyebabkan kematian tanaman kelapa sawit, terutama tanaman muda (TBM). Pembukaan lahan tanpa pembakaran ( zero   burning ) disinyalir dapat meningkatkan kemungkinan s...

JENIS-JENIS JAMUR KONSUMSI (EDIBLE MUSHROOM)

Kebutuhan jamur konsumsi semakin hari semakin meningkat. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dab tehnologi saat ini, beberapa jamur konsumsi dapat dengan mudah dibudidayakan, antara lain jamur Shitake, jamur Champignon, jamur Merang, Jamur Kupimg dan jamur Tiram. Ini dia jenis-jenis jamur konsumsi: Jamur Kancing ( Agaricus bisporus ) Jamur kancing merupakan jenis jamur yang paling banyak dibudidayakan di dunia, sekitar 38% dari total produksi jamur dunia. Jamur kancing ( Agaricus bisporus ) atau champignon merupakan jamur pangan yang berbentuk hampir bulat seperti kancing dan berwarna putih bersih, krem, atau coklat muda. Dalam bahasa Inggris disebut sebagai table mushroom , white mushroom , common mushroom atau cultivated mushroom . Di Perancis disebut sebagai champignon de Paris. Jamur kancing dijual dalam bentuk segar atau kalengan, biasanya digunakan dalam berbagai masakan Barat seperti omelet, pizza, kaserol, gratin, dan selada. Jamur kancing memiliki aroma unik...

DOWNY MILDEW (PENYAKIT EMBUN BULU/BUSUK DAUN) PADA TANAMAN LABU-LABUAN

Pendahuluan Downy mildew atau busuk daun (embun bulu) merupakan salah satu penyakit penting tanaman cucurbitaceae. Petani di daerah Kediri dan sekitarnya menyebut penyakit ini dengan sebutan Penyakit Trotol atau Kresek. Bisa dipahami jika petani menyebutnya demikian, karena sebutan tersebut didasarkan pada gejala dan akibatnya terhadap tanaman. Daun tanaman yang terserang oleh penyakit ini akan menunjukkan gejala bercak berwarna kuning agak bersudut, seperti mengikuti alur tulang daun dan dapat menyerang dalam satu daun secara terpisah-pisah. Jika serangan penyakit parah, daun-daun tersebut dapat mengering sehingga daun akan mudah hancur dan mengeluarkan bunyi “renyah” menyerupai suara plastik kresek jika diremas. Meskipun dapat menyebabkan kerusakan yang parah pada daun, penyakit ini tidak dapat menyerang dan membuat kerusakan buah secara langsung. Penurunan produktifitas buah disebabkan oleh kinerja daun yang terganggu karena kerusakan sel-selnya (nekrosis), dengan demikian per...