Burung hantu menjadi bahasan yang cukup menarik hingga kini, meskipun mungkin di perkebunan kelapa sawit tak terlalu semenarik jika dibandingkan dengan upaya pengendalian vertebrata hama tikus di lahan pertanaman padi (sawah) dan/atau komoditas lain di areal ladang. Setidaknya sampai dengan webinar yang saya ikuti pada tanggal 19 September 2024 lalu (Gb. A). Di perkebunan sawit, pemanfaatan burung hantu untuk pengendalian alamiah hama tikus sudah sangat stabil dan hampir semua kebun sudah familiar dengan teknik ini. Burung hantu lebih cocok untuk pengendalian alamiah hama tikus karena banyak keunggulan yang dimilikinya jika dibanding dengan musuh alami lain seperti, Elang Tikus (Gb. C), Kucing (Gb. D), Ular (Gb. E), Anjing (F) dll. Lewat tulisan ini saya berusaha mendokumentasikan beberapa statement menarik di dalam webinar itu, yang sekaligus mengingatkan kegiatan studi banding saya ke Ds. Tlogoweru, Kec. Guntur, Kab. Demak, Jawa Tengah 10 tahun yang lalu (Gb. B). Statement yang menur
media ekspresi perjalanan hidup, pengalaman profesi, dan pemikiran.