Langsung ke konten utama

Postingan

ISTILAH-ISTILAH DALAM ENTOMOLOGI

 ISTILAH-istilah ini dikumpulkan dari Buku Karya Gullan dan Cranston (2014), "The Insect: An Outline of Entolomogy, 5th Edition". Buku ini ditulis dalam Bahasa Inggris sebanyak 18 Chapter (Bab), tidak termasuk kata pengantar ( Preface ) dan Taxoboxes . Secara keseluruhan, terhitung mulai dari sampul dengan sampai dengan lembar terakhir, setidaknya setebal 632 halaman.    Menurut Gullan dan Cranston (2014), Entomologi adalah ilmu yang mempelajari tentang serangga. Sementara itu, orang-orang yang mempelajari serangga, baik mengamati (meneliti), mengembang-biakkan (memelihara/rearing), mengoleksi, dan membuat percobaan terkait dengan serangga, disebut sebagai Entomolog (menurut Bahasa Indonesia dan  Entomologists- menurut Bahasa Inggris). Berikut ini adalah istilah-istilah tentang entomologi yang tertulis di dalam buku tersebut. Istilah-sitilah yang ditulis, diterjemahkan dan dimaknai dalam Bahasa Indonesia ini dibatasi hanya yang diberi warna hijau (di dalam buku) dan ...

MODIFIKASI BAGIAN-BAGIAN TUBUH PADA SERANGGA-SERANGGA BERUKURAN KECIL

Di dalam keseharian kita, tidak pernah terlepas dari keberadaan serangga. Bahkan di dalam rumah sekalipun, setidaknya semut dan kecoa adalah dua jenis serangga yang dianggap paling mengganggu. Namun demikian, banyak diantara kita tidak mengentahui ternyata selain dua jenis itu masih ada banyak lagi jenis serangga lainnya.  Bahkan, mahkluk hidup paling kuat di dunia ini adalah binatang dari kelompok serangga. Dung beetle, mampu mengangkat beban seberat 1.141 kali dari berat badannya sendiri. Selain menjadi mahkluk terkuat di muka bumi, nampaknya serangga juga akan menjadi pemegang predikat sebagai binatang terkecil di dunia. Decopomorpha echmeptrygis yang memiliki ukuran tubuh hanya 139 mili mikro hingga saat ini menjadi yang paling kecil yang berhasil diidentifikasi oleh ilmuwan. Ukuran tubuh serangga yang relatif kecil ini menunjukkan keajaiban alam dan sekaligus batas bawah bagi binatang. Dengan batasan-batsan itu, apakah serangga membuka peluang menjadi lebih kecil lagi ( miniat...

SISTEM PENGENDALIAN HAMA SECARA TERPADU (PHT): SEJARAH PERKEMBANGAN

SEJARAH Perkembangan ssitem pengendalian hama secara terpadu memiliki sejarah yang teramat panjang. Sejarah ini bahkan sebelum manusia mengenal sistem pertanian atau bercocok tanam. Untuk memperjelas ini, maka para ahli membaginya menjadi 4 tahapan, yaitu; Era Pra Pestisida Era Pestisida atau Era Optimisme (1945-1962) Era Pasca Pestisida Era Keraguan (1962-1972) Era PHT (1972- saat ini) ERA PRA-PESTISIDA.  atau sebelum orang mengenal pestisida. Masa ini terjadi pada kehidupan manusia pra-sejarah. Masa ini juga bisa digolongkan menjadi 3 tahapan, yaitu; a) Era manusia masih nelum mnegenal bercocok tanam, kehidupannya masih berpindah-pindah (nomaden) dan berburu. Hama yang dikenal pada masa ini masih terbatas pada kutu-kutan, nyamuk dan sejenisnya. b). Tahap kedua, sekitar 10 ribu tahun lalu, ketika manusia pra-sejarah sudah mengenal sistem bertani dan mulai menyimpan hasil panennya di dalam gudang. Pada saat ini manusia sudah semakin menyadari kehadiran organisme pengganggu dan kepe...

KOLEKSI DAN PENGAWETAN SERANGGA

PENDAHULUAN Serangga adalah kelompok binatang/hewan (animalia) yang memiliki ciri-ciri antara lain; kerangka luar yang keras (disebut exoskeleton), tubuh yang tersegmentasi, memiliki tiga pasang kaki (tungkai) dan memiliki 2 pasang sayap. Serangga memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Namun, beberapa spesies serangga dapat menjadi hama bagi tanaman atau hewan lainnya. Oleh karena itu, seringkali dilakukan pengendalian hama untuk mengurangi dampak negatifnya. Salah satu cara untuk menjaga kualitas serangga yang dimanfaatkan adalah dengan melakukan pengawetan. Penelitian mengenai pengawetan serangga menjadi hal yang penting karena keberadaannya yang seringkali menjadi bagian penting dalam berbagai bidang seperti ilmu pengetahuan, agribisnis, dan konservasi. TIPE-TIPE Pengawetan Serangga Pengawetan serangga dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain adalah sebagai berikut; Pengawetan kering Pengawetan dengan alkohol Pengawetan dengan alkohol Pengawetan kering...

PENGARUH CAHAYA BUATAN PADA MALAM HARI TERHADAP INTERAKSI SERANGGA PENYERBUK DIURNAL DAN TUMBUHAN

TULISAN ini merupakan hasil interpretasi dan translasi dari sebuah artikel yang berjudul "Impact of artificial light at night on diurnal  plant-pollinator interactions"  karya ilmiah dari  Simone Giavi (Departement of Agroecology and Environment, Agroscope, Zürich, Switzerland),  Colin Fontaine ( Centre d’Ecologie et des Sciences de la Conservation, CESCO, Muséum  National d’Histoire Naturelle—CNRS—Sorbonne Université, Paris, France)  dan Eva Knop ( Departement of Evolutionary Biology and Environmental Sciences, University of  Zürich, Zürich, Switzerlan) . Cahaya buatan yang dimaksud di dalam artikel ini tentu saja LAMPU. Secara spesifik yang dimaksud lampu adalah lampu yang digunakan sebagai penerangan jalan (lampu jalan). Lampu-lampu ini adalah yang bisa didapatkan secara komersil (Gambar 2). Diksi yang digunakan tentu saja tepat karena sebagaimana kita ketahui bahwa sumber cahaya alami juga ada, sebut saja misalkan bulan, bintang, komet atau meteo...

DAPATKAH MANUSIA BELAJAR DARI SERANGGA SOSIAL?: Batas-batasan Pembahasan (Bagian-1)

TULISAN ini diterjemahkan dan dan interpretasikan dari essay yang ditulis oleh Ratnieks FLW. dengan judul " Can Human learn from insect societies (2006). LEARN from Insect Societies? Di dalam essay ini penulis membuat batasan-batasan tentang apakah manusia bisa belajar dari serangga sosial.  1. Penulis menegaskan bahwa, tidak mempercayai bahwa kehidupan manusia akan serta-merta menjadi lebih baik jika meniru secara langsung ( copy-paste ) perilaku serangga-serangga sosial seperti  rayap, semut, tawon atau bahkan lebah. Sistem sosial serangga dan manusia jelas sangat berbeda dan kecil kemungkinan kita dapat memperoleh manfaat dari hasil copy-paste  secara langsung, meskipun  serangga sosial terkenal sangat totaliter, TETAPI tidak setara karena ada sistem KASTA. Misal, Kasta Pekerja atau Prajurit tidak memiliki kesempatan memiliki keturunan ber'reproduksi' ("diskriminasi kasta").  2. Pada kehidupan sosial manusia, TIDAK BOLEH ada sistem kasta atau pembedaan kela...

TIPE-TIPE LARVA SERANGGA

Telah banyak diketahui bahwa serangga memiliki keaneka-ragaman jenis dan jumlah yang berlimpah. Diyakini, hingga saat ini junlah serangga yang berhasil teridentfikasi masih sekitar 1 juta dari 5,5 juta spesies. Sementara itu, dari segi kepadatan, populasi serangga hingga sat ini ada sebanyak 10 Quitillion atau 10 pangkat 19. Dari sejuta itu, serangga-serangga yang berperan sebagai penggangu tanaman (hama), perusak pasca panen, vektor penyakit dan hama urban, hanya sekitar 3 ribu spesies saja. (Dr Tjandara, dalam Seminar Perhimpunan Entomologi Kesehatan Indonesia , November 2020). Tak hanya itu, serangga juga memiliki variasi bentuk tubuh yang bermacam-macam. Di dalam postingan kali ini, saya akan paparkan bentuk-bentuk tubuh larva serangga. Menurut   NC STATE Agriculture and Life Science   dan Thought.co setidaknya ada 5 tipe larva. Artikel ini disusun untuk berbagi dan sebagai catatan penulis yang saat ini sedang belajar mengenai entomologi di Institut Pertanian Bogor (...